Pendidikan Pancasila : Tujuan dan Manfaat dalam Hidup Bermasyarakat

PENDIDIKAN PANCASILA

Pendidikan Pancasila – Mendengar kata Pancasila identik dengan Indonesia dan segala sesuatu yang berhubungan dengan kenegaraan. Hal ini tidak salah karena memang Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang sah dan diterapkan hingga kini.

Namun apa jadinya kalau pendidikan Pancasila ditanamkan kepada anak-anak sejak usia dini? Dapatkah mereka menerima dan mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari?

Nilai-nilai Pancasila tidak selamanya disampaikan lewat perkuliahan, buku pelajaran, atau belajar di dalam kelas. Pendidikan Pancasila bisa disampaikan dengan cara yang sederhana dan menyenangkan.

Hal ini dilakukan supaya nilai-nilai Pancasila bisa diterima dengan baik. Sehingga Pancasila bukan sekedar pelajaran, tetapi sebagai pedoman kehidupan bermasyarakat yang baik.


Mengenal Pendidikan Pancasila

Mengenal Pendidikan Pancasila

Pendidikan Pancasila sering dieratkan dengan kewarganegaraan. Pendidikan ini merupakan upaya untuk menciptakan insan yang memiliki pondasi kuat berdasarkan nilai-nilai Pancasila, yaitu keagamaan, kemanusiaan, persatuan, demokratis, dan keadilan. Sedangkan pendidikan kewarganegaraan adalah sarana agar seseorang lebih memahami dirinya sebagai warga negara yang memiliki peran sosial, politik, dan ekonomi dalam sebuah negara.

Apabila kedua konsep pendidikan di atas digabungkan, maka hasilnya adalah sebuah pendidikan yang mengajarkan seseorang untuk mengembangkan potensi diri melalui pemahaman perannya di Indonesia berdasarkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Jika konsep ini sedari dini dikenalkan kepada anak-anak, harapannya dapat tumbuh menjadi pribadi dewasa yang bermoral dalam berbangsa dan bernegara.

Pentingnya pendidikan Pancasila membuat materi ini selalu ada, mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga perguruan tinggi. Namun seiring dengan globalisasi, pendidikan Pancasila menjadi penting untuk ditanamkan sejak dini. Karena sebenarnya jika dikaji lebih jauh, pendidikan ini tidak sekedar nilai politik, sosial, dan ekonomi saja. Seseorang yang memegang teguh nilai-nilai Pancasila akan menjadi pribadi dengan karakter kuat.

Sesuai yang disebutkan dalam UU No 20 Tahun 2013 berbicara tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa pendidikan Pancasila dapat menyesuaikan kebutuhan zaman. UU tersebut menyatakan kalau pendidikan yang berakar pada Pancasila dan UUD 1945 bersumber dari nilai agama, kebudayaan, dan tanggap terhadap perubahan zaman. Ini membuktikan bahwa pendidikan Pancasila harus dikemas sesuai dengan kebutuhan zaman untuk seluruh tingkat usia.

Baca Juga: Proses Perumusan Pancasila


Landasan Pendidikan Pancasila Bagi Pembelajaran Anak-Anak

Landasan Pendidikan Pancasila Bagi Pembelajaran Anak Anak

Seperti yang telah diketahui bahwa Pancasila adalah dasar negara (ideologi) Indonesia. Kata “Pancasila” sendiri berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu “panca” memiliki makna lima, sedangkan “sila” artinya prinsip. Maka tak heran apabila Pancasila berisi lima nilai yang menjadi prinsip kehidupan masyarakat Indonesia. Dalam pengajarannya, ada empat landasan yang digunakan, yaitu:

1. Landasan Historis

Indonesia melalui proses yang panjang dalam mencari jati dirinya. Indonesia melewati jaman kerajaan Hindu, Islam, hingga penjajahan bangsa Belanda, Inggris, dan Jepang. Perjuangan tersebut membentuk jati diri dan pandangan hidup tertentu bagi bangsa Indonesia. Para pendiri bangsa Indonesia merumuskan Pancasila berdasarkan pemahaman mendalam dari serangkaian perjuangan tersebut.

  1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dan Sejarah Erat Terkait di Dalamnya

Pendidikan berdasarkan nilai historis mengajarkan bahwa setiap individu harus memiliki visi dan rasa nasionalis yang kuat. Sebagaimana para pejuang terdahulu yang berfokus dalam merebut kemerdekaan serta rasa cintanya terhadap Indonesia.

2. Landasan Kultural

Landasan kultural erat kaitannya dengan cara hidup bangsa Indonesia itu sendiri. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila bukan berdasarkan karangan belaka. Nilai-nilai tersebut berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia. Maka para perumus Pancasila merefleksikannya dalam sila kesatu hingga kelima. Harapannya, anak-anak yang mendapatkan pendidikan Pancasila sejak dini akan tumbuh menjadi pribadi yang melestarikan nilai kehidupan bermasyarakat budaya Indonesia.

3. Landasan Yuridis

Landasan yuridis artinya berdasarkan aturan pemerintah yang berlaku sejak disahkan. UU No 20 Tahun 2013 dapat dijadikan acuan dalam mengajarkan Pancasila kapada anak-anak di usia dini. Dari sini sudah jelas bahwa kegiatan pengajaran Pancasila harus bertujuan dapat menumbuhkan pribadi yang mampu menyesuaikan perubahan zaman berdasarkan nilai agama dan kebudayaan Indonesia.

4. Landasan Filosofis

Berdasarkan filosofis bangsa Indonesia dibangun oleh nilai keagamaan dan kemanusiaan. Maka objektif pengenalan Pancasila bagi anak-anak adalah bagaimana hidup sehari-hari berdasarkan agama yang dianut, berperilaku kemanusiaan terhadap sesama, serta tindakan bermoral lainnya. Mengajarkan Pancasila secara filosofis harus melalui pemahaman yang mendalam agar nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman kehidupan mereka sehari-hari.

Baca Juga: Pancasila Sebagai Ideologi Terbuka


Cara Mengajarkan Nilai-Nilai Pancasila pada Anak Usia Dini

Cara Mengajarkan Nilai Nilai Pancasila Pada Anak Usia Dini

Perlu diketahui bahwa anak-anak memiliki daya ingat yang kuat. Mereka akan meniru apa pun yang ditunjukkan dan didengar. Dengan demikian sebenarnya mudah mengajarkan Pancasila kepada anak-anak. Berikan contoh yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila maka mereka akan mengikutinya. Di bawah ini adalah pendidikan Pancasila untuk anak-anak usia dini:

1. Nilai Ketuhanan

Sila pertama Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya kehidupan bangsa Indonesia berlandaskan nilai-nilai ketuhanan atau keagamaan. Ajarkan praktik ibadah kepada anak-anak mulai dari hal kecil, seperti do’a sebelum dan setelah makan, berdo’a sebelum tidur, pergi ke tempat-tempat ibadah, bahkan hingga menghormati teman yang menganut agama berbeda darinya. Dengan begitu karakter religius sudah terbentuk hingga dini.

2. Nilai Kemanusiaan

Bunyi sila kedua Pancasila adalah Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab, dengan begitu nilai kemanusiaan sangat kental di sini. Mengajarkan anak-anak akan nilai kemanusiaan sedikit banyak masih berhubungan dengan nilai ketuhanan. Contohnya adalah menghormati satu sama lain, termasuk menghormati orang yang berbeda agama.

Perilaku lain yang menggambarkan nilai kemanusiaan adalah peduli antarsesama dan tolong menolong. Menunjukkan apa itu sifat simpati dan empati bisa menjadi bagian dari pembelajaran Pancasila bagi anak-anak. Misalnya, memberi sedekah, berbagi mainan, dan masih banyak lagi.

3. Nilai Persatuan dan Kesatuan

Masuk ke sila ketiga, bunyi Pancasila adalah Persatuan Indonesia. Sudah jelas bahwa sila ketiga ini berkaitan erat dengan sikap kerja sama, gotong royong, dan sikap persatuan dalam menyelesaikan suatu permasalahan atau kegiatan. Menunjukkan sikap ini kepada anak-anak sangat mudah karena secara tidak langsung telah dilakukan sehari-hari, seperti membantu membereskan mainan, tidak bertengkar dengan kakak atau adik, dan sebagainya.

  Contoh Pengamalan Pancasila dan Penghayatan Dalam Kehidupan

Inti dari pengajaran nilai persatuan dan kesatuan adalah menjaga keutuhan dan keharmonisan suatu hubungan. Pentingnya saling menyayangi dan memaafkan pun bisa jadi bahan pembelajaran yang diberikan kepada anak-anak.

Baca Juga: Teks Pancasila

4. Nilai Permusyawaratan

Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan / Perwakilan adalah bunyi dari sila keempat Pancasila. Inti dari sila keempat ini adalah setiap orang memiliki hak dan kewajiban yang sama di mata hukum. Maka dari itu, seseorang tidak boleh bertindak seenaknya tanpa memperhatikan aturan. Mengajarkan anak patuh terhadap aturan dan tata tertib bisa menjadi sarana pembelajaran Pancasila sila keempat.

5. Nilai Keadilan Sosial

Sila terakhir adalah sila kelima yang berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Dalam menumbuhkan nilai keadilan sosial, orangtua atau pendidik dapat mengajarkan bagaimana cara berterima kasih, mengetahui mana yang benar dan salah, atau membantu kepada sesama. Orangtua yang tidak membeda-bedakan sikapnya kepada anak-anak pun merupakan contoh nilai Pancasila keadilan sosial ini.

Dengan mengetahui cara-cara sederhana dalam mengajarkan nilai Pancasila maka anak-anak secara tidak langsung tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter. Pentingnya nilai-nilai Pancasila dapat menciptakan generasi yang lebih bermoral. Karena jika benar-benar dipahami, seluruh sila Pancasila mencakup aspek kehidupan masyarakat meski zaman terus berubah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *