Arti Lambang Pancasila : Makna, Bunyi dan Proses Perumusannya

ARTI LAMBANG PANCASILA

Lambang Pancasila – Pancasila merupakan dasar hukum dari segala hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Serta lambang Pancasila yang dipilih untuk mewakili tiap butir Pancasila melalui banyak sekali pertimbangan.

Berasal dari bahasa sanskerta yaitu Panca yang artinya lima dan sila yang berarti prinsip. Pancasila adalah pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila memang sudah seharusnya menjadi pedoman hidup bagi seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) dalam berbangsa dan bernegara.

Tidak sedikit masyarakat Indonesia yang tidak tau mengenai arti Pancasila maupun makna yang terkandung di lambang Pancasila. Maka dari itu,artikel kali ini akan membahas Pancasila mulai dari perumusan Pancasila hingga makna dari setiap simbol pada lambang Pancasila.


Proses Pembuatan Dan Perumusan Pancasila

Proses Pembuatan Dan Perumusan Pancasila

Perumusan Pancasila dimulai pada saat penjajahan Jepang,tepatnya pada saat Jepang mulai mengalami kekalahan dari Sekutu. Saat itu Jepang mulai meminta bantuan pada bangsa Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Janji tersebut direalisasikan dengan dibentuknya BPUPKI yang beranggotakan 60 orang lalu diketuai oleh Dr. Radjiman Widiodiningrat.

BPUPKI adalah singkatan Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang didalam bahasa Jepang disebut Dokuritsu Junbi Cosakai. Sidang perdananya dilakukan pada 29 mei sampai 1 Juni 1945 bahan yang dibahas dalam sidang tersebut adalah dasar negara. Dalam sidang tersebut terdapat 3 tokoh yang mengeluarkan pendapat yaitu Ir. Soekarno,Muh. Yamin dan dr. Soepomo.


Perubahan Isi Butir Pancasila Dari Perumusan Hingga Saat Ini

Perubahan Isi Butir Pancasila Dari Perumusan Hingga Saat Ini

Pancasila mengalami beberapa kali perubahan pada butir-butirnya maupun urutannya. Perubahan-perubahan tersebut dapat dibaca dibawah ini.

Rumusan yang dibuat Ir. Soekarno pada 1 juni 1945

– Kebangsaan Indonesia
– Internasionalisme atau Kemanusiaan
– Mufakat atau Demokrasi
– Kesejahteraan Sosial
– Ketuhanan yang Maha Esa

Namun rumusan tersebut di kaji ulang oleh sebuah tim yang beranggotakan 9 orang yaitu Ir. Soekarno,AA Maramis,Muh. Yamin, Wahid Hasyim, Muh. Hatta, Ahmad Subardjo, Abdulkahar Muzakir, Abikusni Tjokrosoejoso serta Agus Halim.
Mereka kembali membuat rumusan Pancasila yang baru yang sama dengan seperti Pancasila saat ini.


Sejarah Pembuatan Lambang Pancasila

Sejarah Pembuatan Lambang Pancasila

Dibuatnya lambang negara sekaligus lambang Pancasila atas usul oleh Parada Harahap. Beliau mengusulkan bahwa sebaiknya disamping telah ditentukannya bendera maka sebaiknya juga ditentukan lambang negara dan usul tersebut langsung disetujui. Maka Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) ditunjuk sebagai panitia yang diketuai oleh Ki Hajar Dewantara.

Setelah dilakukan penyelidikan maka ditemukanlah Burung Garuda yang dalam mitologi merupakan penjaga negara. Penyidikan tersebut pun sempat terhenti akibat keadaan keamanan serta politik yang tidak stabil, lalu baru dilanjutkan lagi pada tahun 1947.

Para pemerintah kemudian mengundang beberapa seniman untuk memberikan usulan dalam pembuatan lambang Pancasila. Terdapat 4 usulan yang masuk, yaitu sinar matahari, banteng, bintang delapan dan burung elang, namun sayang akibat agresi Belanda usaha ini kembali terhenti.

Ikhtiar ini dilanjutkan kembali pada 1950 dengan dibentuknya panitia khusus bernama panitia Lencana Negara. Tim panitia kali ini diketuai oleh Muh. Yamin,namun pada akhirnya panitia ini gagal menyepakati satu lambang.

Maka dari itu, diajukan dua rancangan lambang Pancasila yakni yang merupakan karya dari Muh. Yamin serta karya dari Sultan Hamid II. Melalui perdana menteri Moh. Hatta rancangan tersebut dibawa pada sidang kabinet untuk dipilih salah satu dari keduanya.

Setelah melalui banyak pertimbangan pada saat itu, terpilihlah karya dari Sultan Hamid II. Rancangan Muh. Yamin tidak dipilih karena mengandung unsur sinar matahari yang dianggap merupakan pengaruh Jepang. Hasil rancangan Sultan Hamid II adalah lambang Pancasila yang kita kenal hingga saat ini.


Makna Lambang Pancasila

Makna Lambang Pancasila

Pancasila memiliki lambang yang di setiap butirnya diwakilkan oleh lambang yang berbeda. Ada 5 lambang yang mewakili tiap butir yang berbeda yaitu bintang, rantai, pohon beringin, padi dan kapas, serta kepala banteng. Dibawah ini adalah penjelasan dari setiap makna yang terkandung dari lambang Pancasila di setiap butirnya :

1. Bintang

Mewakili sila pertama yang berbunyi “Ketuhanan yang maha esa”, lambang bintang terdiri dari sebuah bintang emas yang dilatari oleh perisai hitam. Menurut Pembukaan UUD 1945 alenia 4, mengatakan bahwa bintang emas adalah suatu cahaya yang menerangi lima dasar negara.

Perisai warna hitam yang melatar belakangi bintang emas merupakan lambang dari warna alam yang dapat dimaknai berkat dan rahmat Tuhan.

2. Rantai

Melambangkan sila kedua yang bunyinya yaitu “kemanusiaan yang adil dan beradab”. Terdiri dari 2 jenis mata rantai berwarna emas yang berbentuk lingkaran dan persegi,bentuk persegi melambangkan pria dan lingkaran melambangkan wanita.

Maka dari itu rantai mewakili bahwa keadilan sosial didapatkan oleh seluruh rakyat Indonesia baik laki-laki maupun perempuan. Semua elemen masyarakat diperlakukan sama terkhusus dalam hukum perundangan sehingga dapat membentuk hubungan masyarakat yang lebih kuat.

3. Pohon Beringin

Lambang pohon ini mewakili sila yang berbunyi “Persatuan Indonesia”. Pohon Beringin lengkap dengan sukur serta akarnya melambangkan perbedaan suku, ras dan agama namun Indonesia tetap mampu melindungi semuanya.

Lambang ini menjelaskan bahwa Pancasila dapat menjadi tempat berteduh dan berlindung bagi seluruh masyarakat. Meskipun perbedaan terdapat dimana-mana namun Pancasila dapat mempersatukan serta memberikan perlindungan masyarakat dibawahnya.

4. Kepala Banteng

Banteng dipilih untuk mewakili sila keempat, karena terkenal sebagai binatang yang berjiwa sosial tinggi serta selalu berkumpul dengan kawanannya.

Hal itu mewakili bahwa rakyat Indonesia,harus memiliki jiwa sosial yang tinggi meski berada dilingkungan yang berbeda-beda. Rakyat Indonesia pun sebagai makhluk sosial sudah sepatutnya cenderung suka bermusyawarah untuk menemukan mufakat. Maka dengan kata lain segala keputusan untuk kepentingan bersama adalah hasil kesepakatan bersama pula.

5. Padi dan Kapas

Menggambarkan sila kelima yang isinya “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pada dan kapas dipilih karena merupakan lambang kebutuhan pokok rakyat,yaitu padi yang menggambarkan pangan serta kapas yang menggambarkan sandang.

Jika kedua kebutuhan tersebut dapat dipenuhi dengan baik maka syarat pertama kemakmuran suatu bangsa sudah terpenuhi. Karena sesungguhnya kemakmuran bagi bangsa Indonesia merupakan cita-cita dari 5 sila tersebut.

Pancasila sudah seharusnya Pancasila menjadi pedoman hidup dalam berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Menghormati hasil jerih payah para pahlawan yang berkontribusi dalam proses perumusan hingga sah nya Pancasila sebagai dasar negara.

Rakyat Indonesia pun sudah seharusnya mengerti dan paham mengenai makna yang terkandung dalam Pancasila. Setiap simbol atau lambang yang dipilih untuk mewakili setiap butir Pancasila tentunya sudah melalui banyak pertimbangan maupun perdebatan.

Maka dari itu, sebagai warga Indonesia yang hidup pada saat ini, sudah tidak perlu lagi memperjuangkan kemerdekaan. Jadi alangkah lebih baiknya untuk mempertahankan kemerdekaan yang telah diraih oleh para pahlawan terdahulu.

Semoga seluruh masyarakat Indonesia dapat mempertahankan amanat kemerdekaan yang telah diraih oleh para pahlawan. Pahlawan yang rela mengorbankan semuanya termasuk jiwa dan raganya demi kemerdekaan.

Sudah seharusnya kita hormati hasil karyanya dan semua yang pernah diperjuangkan mereka, termasuk Pancasila, lambang Pancasila serta makna yang terkandung didalamnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *