Memahami Rima Dalam Puisi Secara Mudah

Rima dalam Puisi – Puisi, karya sastra non fiksi satu ini memang memiliki banyak penikmat.

Banyak para pujangga ternama yang berhasil mencapai popularitas yang tinggi dengan berkarya menghasilkan puisi yang tetap popular hingga saat ini.

Dituliskan dalam rangkaian kata-kata yang indah membuat puisi memiliki beberapa aturan dalam penulisannya salah satunya yaitu rima.

Bahkan pada penulisan puisi zaman dahulu sangat terikat dengan rima dan baris.

Namun, pada saat ini puisi modern memiliki kebebasan yang lebih luas sehingga tidak lagi terikat oleh rima dan baris.

Bahkan terdapat beberapa puisi amatir tidak memiliki rima dalam penulisannya.

Rima dalam puisi sendiri adalah pengulangan bunyi pada puisi.

Pengulangan tersebut dapat dibuat pada awal baris, pertengahan baris maupun pada akhir baris.

Pemilihan perpaduan rima yang sesuai dapat menambahkan keindahan pada puisi yang tercipta.

Penempatannya bisa ditempatkan pada awal, tengah dan akhir baris atau bait puisi.

Tidak hanya penempatannya, rima sendiri juga dapat berupa pengulangan dalam bentuk suku kata maupun pengulangan dalam kata.

Bentuk rima suku kata bisa menggunakan kata sayur-mayur, lauk-pauk, terang-demerang dan lain sebagainya.

Bentuk rima pengulangan kata dapat menggunakan kata mendesir-desir, berayun-ayun dan lain sebagainya.

Rima juga merupakan unsur pembentuk puisi yang sangat penting keberadaannya.


Penempatan Rima dalam Puisi Beserta Contoh

Dalam penempatannya rima dibedakan menjadi beberapa tipe antara lain :

1. Rima Akhir Sempurna

Rima akhir sempurna adalah persamaan bunyi pada suku kata terakhir pada baris puisi.
Contoh :

Jalan – pelan

2. Rima Akhir Tak Sempurna

Rima akhir tak sempurna adalah persamaan nada pada penggalan suku kata terakhir pada baris puisi.

Contoh :

Pergi – kaki

3. Rima Akhir Ganda

Rima akhir ganda adalah persamaan nada pada dua suku kata terakhir pada baris puisi.

Contoh :

Kerabat – menjabat

4. Rima Akhir Ganda Tak Sempurna

Rima akhir ganda tak sempurna adalah persamaan pada sebagian penggalan dua suku kata terakhir.

Contoh :

Piring – giling

5. Rima Tengah

Rima tengah adalah pengulangan rima pada suku kata di tengah-tengah baris.

6. Rima Awal

Rima awal adalah pengulangan rima pada suku kata awal baris.

Contoh :

Panggung – panggang


Jenis-Jenis Rima dalam Puisi dan Contohnya

Tidak hanya memiliki perbedaan penempatan, rima juga dibedakan menjadi beberapa jenis antara lain :

A. Rima Akhir

Rima akhir dapat diartikan sebagai pengulangan atau persamaan nada pada akhir baris.

Setelah diuraikan berdasarkan tipenya rima akhir juga dapat dikelompokkan menjadi 5 jenis antara lain :

1. Rima Silang

Rima silang ialah penggunaan pengulangan dengan pola a-b-a-b sebagai pengulangan nada pada barisnya.

Baris satu dan tiga diakhiri dengan huruf yang sama begitupun pada baris dua dan baris empat.

  Penjelasan Jenis-Jenis Cerita Fiksi

Contoh :

“Rinai angin sayup lembayu
Mengukur harap panjang teruai
Ingin hati menegur kasih padamu
Namun raga tinggal ditepi

(Nur Hafizqi)

2. Rima Terus

Rima terus ialah penggunaan pola a-a-a-a sebagai pengulangan nada tiap barisnya.

Contoh :

“Malam semaking menggiring sang gulita
Menghirau pekat yang menggulir lamun kita
Tentang sajak-sajak yang tercipta
Aku tak ingin hasrat berbaur rasa

(Nur Hafizqi)

3. Rima Pasang

Rima pasang ialah pengulangan nada dengan menggunakan pola a-a-b-b dalam barisnya.

Baris 1 dan 2 memiliki akhiran huruf yang sama serta baris 3 dan 4 memiliki akhiran huruf yang sama.

Contoh :

“Di tepi pantai ini
Kunikmati syahdu yang mengaduk sepi
Menggelora kita tertambat dalam kalbu
Menikam retina pada pesona sang biru

(Nur Hafizqi)

4. Rima Patah

Rima patah ialah penggunaan pola a-a-a-b atau pola a-b-a-a a atau pola a-a-b-a sebagai nada pengulangan pada baris dalam baitnya.

Pola yang hendak kamu pilih dalam rima patah dapat disesuaikan.

Contoh :

Penggunaan pola a-a-a-b

“Mentari telah menapaki luas sang langit
Menawan hati kian terpingit
Raga beradu tentang rindu yang melangit
Tak urung hadir di hati”

(Nur Hafizqi)

5. Rima Peluk

Rima peluk adalah penggunaan pola a-b-b-a sebagai pengulangan nada pada baris dalam baitnya.

Baris 1 memiliki akhiran yang sama dengan baris 4 dan begitupun pada akhiran yang digunakan pada baris 2 sama dengan pada baris 3.

Contoh :

“Secarik surat ku tulis tinta hitam
Pertanda diri hendak tiada
Seikat bunga
Hendak hadir pada seuntai nisan makam

(Nur Hafizqi)

B. Rima Datar

Rima datar merupakan penggunaan pengulangan nada pada tiap larinya.

Rima datar dibedakan menjadi 2 macam antara lain :

1. Rima Asonansi

Rima asonansi yaitu pengulangan nada vocal pada tiap barisnya.

Contoh :

“burung perkutut di ladang berumput
neba berkawan menelani kerikil
kami segan memasang pulut
memikat burung begitu mungil”

(Piek Ardijanto Soeprijadi)

2. Rima Aliterasi

Rima aliterasi adalah pengulangan nada konsonan tiap barisnya.

Contoh :

Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia selalu ……”

(Amir Hamzah)

Dari penjambaran diatas tentu kamu dapat memahami tentang rima, jenis rima, penempatan rima dan manfaat rima bagi puisi.

Penggunaan rima dapat mempermudah dalam pembuatan puisi sehingga kita tidak harus ragu dalam menggunakan pemilihan kata yang sesuai dan memiliki kesinkronan pola sesuai jenis rima yang hendak kita gunakan.

Semoga artikel ini dapat menambah wawasan dan semangat berkarya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *