Mata Kedutan Sebelah Kiri Atas – Mata kedutan kerapkali dikait-kaitkan dengan Primbon Jawa.
Menurut beberapa orang, kondisi tersebut merupakan pertanda terjadinya sesuatu di masa depan.
Katanya, kalo kamu mengalami mata kedutan sebelah kiri atas, akan ada kejadian buruk yang menanti, entah kehilangan sesuatu, dikecewakan orang terdekat, ditipu atau mendapati kesialan-kesialan lainnya.
Ada juga yang bilang sebaliknya, yaitu kamu akan menerima hal-hal yang menggembirakan.
Terlepas dari mitos-mitos yang disebutkan, sebenarnya bila ditinjau dari segi medis, kedutan pada mata bisa menjadi indikasi penyakit yang lebih serius, loh.
Ingin tahu penjelasannya? Simak ulasan lengkapnya di bawah!
Apa Itu Mata Kedutan?
Mata kedutan atau yang dalam istilah medis disebut Blepharospasm ialah keadaan dimana kelopak mata mengalami kontraksi secara spontan dan berulang.
Biasanya, kedutan pada mata terjadi tiap beberapa detik sekali serta berlangsung selama 1-2 menit.
Orang dewasa normal umumnya berkedip sebanyak 10-20 kali dalam satu menit.
Namun, bila mengalami kedutan, frekuensi kedipan itu bisa bertambah, hingga 1-3 kali per detik.
Kedutan dapat terjadi pada salah satu mata maupun keduanya secara bersamaan.
Kondisi ini nggak berbahaya kok, sebetulnya, karena tidak menyakitkan dan bisa hilang dengan sendirinya.
Tapi, pada beberapa kasus, kedutan dapat sangat mengganggu apabila terjadi selama berhari-hari sampai berbulan-bulan.
Tak jarang pula membuat penderitanya mengalami Benign Essential Blepharospasm (BEB) atau tidak bisa membuka kelopak matanya sama sekali.
Baca Juga: Mata Kedutan Sebelah Kiri Bawah, Penyebab dan Cara Mencegahnya
Penyakit-Penyakit yang Berhubungan dengan Mata Kedutan Sebelah Kiri Atas
Walaupun mata kedutan sebelah kiri atas bukan termasuk kondisi yang mengkhawatirkan, kamu nggak boleh lantas menyepelekannya.
Apalagi kalo itu terjadi dalam jangka waktu yang lama dan frekuensinya terlalu sering serta diikuti oleh gejala-gejala lainnya.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Blepharospasm juga bisa menjadi tanda awal seseorang mengidap penyakit tertentu yang lebih serius, seperti:
Bell’s Palsy, Penyakit yang Gejalanya Mirip dengan Stroke
Bell’s Palsy merupakan kelumpuhan pada otot wajah yang ditandai dengan melorotnya salah satu sisi wajah, membuat penderita kesulitan tersenyum atau menutup mata.
Syaraf di wajah bergerak melalui fallopian atau kanal tulang sempit di tengkorak, lalu melewati bawah telinga dan otot-otot di setiap sisi wajah.
Syaraf dan otot itu bekerja sama dalam mengontrol ekspresi wajah, kedipan mata serta membawa impuls ke segala arah, mulai dari kelenjar air mata sampai lidah.
Nah, ketika Bell’s Palsy menginvasi, fungsi otot-otot itu menjadi terganggu.
Tak sedikit yang menganggap kondisi ini sama dengan stroke, mengingat gejalanya serupa.
Padahal sebetulnya kedua penyakit itu tidak berhubungan.
Jika stroke bisa menyerang beberapa bagian tubuh, Bell’s Palsy hanya terbatas pada otot wajah.
Bell’s Palsy sendiri biasanya terjadi secara tiba-tiba dan sifatnya sementara.
Sebagian besar penderitanya bisa pulih dalam waktu 6 bulan.
Gangguan tersebut bisa dialami oleh siapapun, terutama orang-orang di rentang usia antara 15-60 tahun.
Dystonia, Penyakit Langka yang Lebih Banyak Dijumpai Pada Wanita
Dystonia adalah kelainan yang ditandai dengan gerakan otot secara berulang pada salah satu hingga seluruh anggota tubuh.
Kondisi ini mengakibatkan penderitanya mengalami tremor (gemetar) dan mempunyai postur tubuh yang abnormal.
Selain dua hal itu, penderita Dystonia umumnya mengalami gejala-gejala, seperti kedutan pada mata kiri atas, mata berkedip secara terus-menerus, kesulitan menelan dan berbicara serta kram kaki, tergantung bagian otot yang diserang.
Gejala Dystonia dapat dialami oleh anak kecil (Dystonia dini) ataupun orang dewasa (Dystonia lambat).
Pada usia anak-anak, gejala tersebut lebih sering muncul di anggota gerak serta menyebar ke bagian tubuh lainnya.
Sedangkan pada usia dewasa, gejalanya terbatas di salah satu anggota tubuh, terutama leher atau wajah.
Dystonia sendiri termasuk penyakit yang jarang dijumpai.
Hanya 1% dari populasi dunia yang mengalaminya, dengan jumlah penderita wanita lebih tinggi dibanding pria.
Parkinson, Gangguan Syaraf yang Bisa Menyebabkan Anggota Tubuh Penderitanya Lumpuh Total
Penyakit yang namanya diambil dari nama seorang dokter asal Inggris, James Parkinson, ini disebabkan oleh kerusakan sel syaraf di suatu area di otak yang disebut substantia nigra.
Kerusakan tersebut mengakibatkan produksi hormon dopamin berkurang, sehingga gerakan tubuh menjadi lamban.
Umumnya, penderita Parkinson akan mengalami gejala-gejala, seperti tremor, kaku otot dan kesulitan berbicara, menulis hingga berjalan.
Kondisi itu bisa memburuk seiring dengan berjalannya waktu dan bakal sangat mengganggu aktifitas penderita.
Di stadium awal, gejala-gejala yang ringan mulai terlihat.
Bila telah memasuki stadium akhir, penderita akan mengalami kelumpuhan dan gangguan lainnya, seperti delusi serta halusinasi.
Parkinson sendiri umumnya menyerang orang-orang yang telah lanjut usia.
Laki-laki lebih beresiko terkena penyakit ini daripada perempuan.
Multiple Sclerosis, Penyakit Autoimun yang Tidak Bisa Disembuhkan
Multiple Sclerosis atau Sklerosis Ganda merupakan penyakit autoimun yang berbahaya.
Penyakit ini disebabkan oleh sistem imun tubuh yang menyerang myelin (lapisan pelindung syaraf) dalam otak serta syaraf tulang belakang.
Syaraf-syaraf yang rusak akan mengeras dan membentuk sklerosis (jaringan parut).
Hal itu mengakibatkan sinyal-sinyal persyarafan yang dikirim oleh otak menjadi terhalang.
Sehingga, komunikasi otak dengan bagian-bagian tubuh lainnya akan terganggu.
Bila sudah demikian, penderita akan kehilangan fungsi-fungsi anggota tubuhnya atau dengan kata lain mengalami kelumpuhan.
Multiple Sclerosis sendiri terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Multiple Sclerosis kambuhan, jenis yang paling umum, Multiple Sclerosis progresif sekunder dan Multiple Sclerosis progresif primer yang tidak bisa disembuhkan.
Pada jenis yang pertama, gejala yang dialami penderita bisa berlangsung dalam jangka pendek hingga jangka panjang.
Gejala tersebut juga bisa mereda atau disebut dengan istilah remisi.
Pada jenis yang kedua, gejalanya akan semakin parah.
Walaupun penderita mengalami masa kambuh, namun tidak bisa pulih sepenuhnya.
Sedangkan pada jenis yang terakhir, gejala yang muncul bakal terus bertambah parah dan tidak disertai dengan masa remisi.
Gejala-gejala Multiple Sclerosis yang umumnya dirasakan penderita adalah rasa kebas di satu sisi tubuh, kelelahan, pusing, penglihatan terganggu, nyeri di bagian tubuh tertentu, gangguan berbicara, emosi tidak stabil, depresi dan masih banyak lagi.
Seperti yang telah disebutkan di atas, umumnya mata kedutan sebelah kiri atas bisa hilang dengan sendirinya.
Tapi, bila tak kunjung berhenti dan berlangsung selama berminggu-minggu serta diikuti oleh gejala-gejala, seperti kesulitan membuka mata, mata memerah, bengkak atau mengeluarkan cairan dan kedutan menyebar ke area wajah yang lain, kamu perlu menemui dokter spesialis mata agar diberi tindakan medis lebih lanjut.
Supaya kedutan tidak berlanjut, kamu juga perlu membatasi konsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein, minuman keras, istirahat yang cukup dan berhenti merokok.
Kesehatan itu mahal harganya, loh! Jadi, jangan meremehkan penyakit apapun, meski kelihatannya sepele dan mudah diobati.
Karena kalau dibiarkan kondisinya bisa bertambah parah dan susah disembuhkan.
Lebih baik menyiapkan payung sebelum hujan, bukan?
Sumber:
KALO ORANG JAWA MALAH DIBUAT MITOS KALO MATA KEDUTAN, ENTAH MITOS BAHAGIA MAUPUN MUSIBAH