Lagu Garuda Pancasila – Indonesia memiliki lambang negara sejak tahun 1950 lewat diresmikannya burung garuda sebagai lambang negara yang sah. Hewan ini dipilih karena sosoknya yang gagah, kuat, dan tangguh sebagai tunggangan Dewa Wisnu.
Pada saat Sidang Kabinet Republik Indonesia Serikat, Presiden Soekarno mengajukan rancangan Sutan Hamid II kepada Kabinet RIS melalui Moh. Hatta selaku perdana Menteri. Sejak itu lah burung garuda diresmikan sebagai lambang negara hingga akhirnya menjadi inspirasi terciptanya lagu Garuda Pancasila.
Lagu Garuda Pancasila itu sendiri baru digubah enam tahun setelahnya, yakni tahun 1956, oleh salah satu seorang seniman ternama kala itu. Prohar Sudharnoto atau lebih akrab dikenal dengan Sudharnoto adalah sosok yang ada dibalik lagu Garuda Pancasila.
Ia menciptakan lagu ini bukan hanya untuk mengenang jasa pahlawan. Lebih dari itu, Sudharnoto ingin kepribadian bangsa Indonesia dapat terus diperjuangkan melalui lagu sepanjang masa.
Mengenal Sosok Sudharnoto
Tidak banyak yang mengetahui bahwa pencipta lagu Garuda Pancasila ini pernah mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia jurusan kedokteran. Hanya saja memang studinya tidak dilanjutkan, ia berhenti di tingkat 2. Ketertarikannya terhadap dunia musik membawa Sudharnoto lebih serius mempelajari seni dibandingkan ilmu kedokteran. Ia pernah berguru ke beberapa seniman, seperti Jos Cleber, Daljono, dan R.A.J Soedjasmin.
Orang-orang mencatat sepak terjang dirinya di dunia musik sejak bergabung Orkes Hawaiian Indonesia Muda yang dipimpin oleh Maladi. Saat itu ia aktif mengisi acara siaran RRI (Radio Republik Indonesia) Sala. Baru lah pada tahun 1952, ia resmi bekerja di kantor RRI Jakarta dan mendapat slot acara tetap berjudul “Hammond Organ Sudharnoto”. Kariernya di RRI cukup bagus karena dirinya sempat menjabat sebagai kepala Seksi Musik.
Sayang, pada tahun 1965, Sudharnoto diberhentikan oleh RRI Jakarta karena keanggotaannya di LEKRA (Lembaga Kebudayaan Rakyat). Pencipta lagu Garuda Pancasila ini dianggap sebagai salah satu aktivis PKI (Partai Komunis Indonesia) karena LEKRA dituding sebagai organisasi PKI saat itu. Padahal jika ditelusuri tidak ada hubungan antara LEKRA dengan partai komunis tersebut. Setelah berhenti dari RRI, dirinya menjadi sopir taksi dan penyalur es Petojo, Jakarta.
Sambil menjadi sopir taksi dan penyalur es, Sudharnoto juga kerap mengisi restoran LCC dan Sangrilla sebagai pianis. Di sini lah karya-karya Sudharnoto banyak lahir dan terkenal. Meski lagu Garuda Pancasila telah digubah lebih dulu dan terkenal, Sudharnoto tidak berhenti berkarya hingga menghasilkan lagu-lagu yang memperoleh penghargaan.
Sudharnoto akhirnya menghembuskan napas terakhir pada tahun 2000 lalu, tepatnya pada 11 Januari 2000. Di usianya yang ke-74, Sudharnoto sama sekali tidak memperoleh royalti dari lagu kebangsaan yang diciptakannya tersebut. Meski populer dinyanyikan banyak kalangan, Sudharnoto tidak menerima keuntungan darinya. Malah sebaliknya, menjelang akhir hayat ia sibuk mengurus anak angkat dari Ismail Marzuki. Begitu hormatnya ia kepada Ismail Marzuki, makam komposer besar Indonesia itu diurus oleh tangannya sendiri.
Baca Juga: Arti Lambang Pancasila
Makna Lirik Lagu Garuda Pancasila
Lagu Garuda Pancasila kini dijadikan lagu wajib nasional. Sejak Sekolah Dasar (SD) anak-anak telah dikenalkan oleh lagu yang digubah oleh Sudharnoto tersebut. Lagu ini dinyanyikan saat upacara berlangsung atau kegiatan formal lainnya, seperti rapat atau selebrasi kantoran. Namun apakah setiap orang memahami makna yang tersirat di dalamnya? Berikut adalah makna lirik tersebut agar lebih khidmat saat menyanyikannya:
1. “Garuda Pancasila.. Akulah pendukungmu”
Lirik di atas menyiratkan bahwa bangsa Indonesia mendukung dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila. Setiap orang harus memperjuangkan dasar-dasar negara ini apabila ada pihak yang hendak merusaknya. Karena kelima sila Pancasila adalah dasar negara Indonesia.
2. “Patriot proklamasi.. Sedia berkorban untukmu”
Setiap individu bangsa Indonesia adalah pejuang sila-sila Pancasila. Menyambung makna dari lirik sebelumnya, bangsa Indonesia siap berkorban untuk membela dasar negaranya. Kalau dulu para pejuang berkorban untuk merebut kemerdekaan, kini generasi muda melanjutkan perjuangan tersebut dengan menegakkan ideologi Pancasila agar tidak digantikan dengan ideologi lain.
3. “Pancasila dasar negara.. Rakyat adil makmur sentosa”
Pancasila adalah pegangan atau pedoman dalam penyelenggaraan negara. Nilai-nilai Pancasila mendorong bangsa Indonesia untuk hidup berkeadilan dan mandiri hingga menjadi bangsa yang sejahtera. Ini berlaku untuk seluruh individu, bukan hanya kelompok tertentu saja.
4. “Pribadi bangsaku”
Bagian lagu Garuda Pancasila yang singkat ini memiliki makna yang mendalam. Pancasila bukan sekedar dasar negara Indonesia, melainkan jati diri setiap warga negara Indonesia. Maka dari itu sudah semestinya perilaku bangsa Indonesia mencerminkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.
5. “Ayo maju..maju.. Ayo maju..maju.. Ayo maju..maju..”
Terakhir makna dari lirik ini adalah sebuah seruan kepada siapa pun yang menyanyikannya agar semangat memperjuangkan nilai-nilai Pancasila serta menjadi bangsa yang maju. Tak hanya itu, kalimat “ayo maju” juga mengisyaratkan bahwa setiap orang harus bekerja sama dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
Baca Juga: Nilai Nilai Pancasila
Karya Lain Sudharnoto
Seperti yang disebutkan di atas bahwa lagu Garuda Pancasila hanya lah satu dari karya Sudharnoto yang terkenal. Ia sempat menciptakan dua lagu pop, yaitu “Di Tokyo Kita Kan Bertemu” dan “Setitik Kasih”. Pada tahun 1990-an, saat masa revolusi telah berakhir, dirinya berkumpul dengan teman-temannya sesama mantan musisi di Ansambel Gembira. Saat itu ia membuat lagu dengan judul “Rukun Gembira Sepanjang Masa”.
Jika merindukan sosok Sudharnoto, bisa mendengarkan lagu-lagu ciptaannya. Selain lagu kebangsaan dan dua lagu pop yang disebutkan di atas, berikut adalah judul-judul lagu gubahan dari Sudharnoto:
- Bunga Sakura
- Mars Teruna Bangsa
- Keroncong Kewajiban Pemuda
- Pantai Selatan
- Gadis Gunung
- Asmara Dewi
- Senja Buta
- Harum Bunga di Waktu Malam
- Melati Pagi
- Asia-Afrika Bersatu
- Maju Sukarelawan
Baca Juga: Pendidikan Pancasila
Tak hanya itu, karya-karyanya juga menghiasi dunia perfilman kala itu. Berikut adalah judul-judul film yang ilustrasi musiknya hasil karya Sudharnoto:
- Juara Sepatu Roda
- Notaris Sulami
- Baja Membara
- Sayem
- Di Ambang Fajar
- Koboi Cilik
- Anak Emas
- Cintaku Tergadai
- Kabut Sutra Ungu
Sepanjang hidupnya ia pernah menyelesaikan tujuh musik rekaman. Dua diantaranya yang terkenal adalah “Musik Nostalgia Mengenang Ismail Marzuki” dan “Hidup Indonesia”. Tak hanya itu, Sudharnoto pun sempat memenangkan kompetisi dan menyabet penghargaan. Ia pernah menggunakan nama samaran sebagai “Damayanti” untuk mengikuti sayembara lagu Mars Dharma Wanita.
Beruntung saat itu Sudharnoto memenangkan sayembara. Lucunya, meski beberapa orang telah mengetahui siapa sosok “Damayanti” hingga kini penggubah lagu Mars Dharma Wanita tetap ditulis dengan nama tersebut, bukan Sudharnoto. Penghargaan bergengsi lainnya adalah Piala Citra pada tahun 1980 untuk karyanya di film Kabut Sutra Ungu.
Demikian lah sekilas mengenai Sudharnoto dan makna lirik lagu kebangsaan yang diciptakannya. Tak banyak yang mengenal sosoknya karena memang tidak sepopuler Ismail Marzuki atau Chairil Anwar. Walau begitu, tanpa disadari karyanya begitu melekat hingga saat ini. Maka sungguh disayangkan apabila kita tidak mengenal dan mengetahui siapa sosok Sudharnoto sebenarnya.