Pidato Mensyukuri Nikmat Allah – Siapa pun tanpa terduga pernah bahkan sering mendapat tugas untuk berpidato seperti pidato mensyukuri nikmat Allah. Apalagi bila menduduki suatu jabatan, maka kemampuan berpidato haruslah baik.
Namun tidak perlu cemas, pidato akan berjalan lancar bila sebelumnya dipersiapkan terlebih dahulu, seperti membuat catatan hingga berlatih artikulasi, intonasi, hingga penekanan terhadap kata – kata tertentu dengan tepat.
Pidato sendiri adalah sambutan singkat pengantar bagi suatu acara. Sehingga tidak perlu khawatir, bila terasa masih gugup, ingatlah kalau waktu berpidato hanyalah sebentar. Umumnya pidato yang disampaikan pun yang satu tema dengan acara yang sedang dilangsungkan. Misalnya saja pidato bertema agama disampaikan saat acara – acara keagamaan.
Sebaiknya pidato yang dibuat memiliki tiga bagian, yaitu bagian pembuka, isi, dan penutup. Berikut ini penjelasan pidato mensyukuri nikmat Allah pada setiap bagiannya. Dimana setiap bagian – bagiannya dapat dijadikan refrensi dari teks pidato yang dibuat, hingga dipraktekkan dengan mudah.
Pembuka Pidato Mensyukuri Nikmat Allah
Dalam pidato bertemakan agama, biasa dibuka dengan kalimat basmallah, salam, shalawat, serta pujian kepada Allah dan Rasul – Nya. Dapat dituliskan seperti berikut ini:
Bismillahirrohmannirrohim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Assholaatu wasalamu’ala asrofil ambiyaa i wal mursalin sayyidina wamaulana Muhammad wa’ala alihi wa askhabihi ajma’in amma ba’du.
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas rahmat dan karunia – Nya, sehingga dapat berkumpul di sini dalam keadaan sehat wal’afiat. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi umatnya.
Pada pidato dengan tema bersyukur pada bagian pembuka dapat ditambahkan:
Tidakkah berpikir dari mana manusia dapat membuka mata ketika bangun dari tidur, menggerakkan anggota tubuh, sampai hal – hal yang dilakukan setiap saat yaitu bernapas? Ditambah semua itu dapat dilakukan secara gratis tanpa membayar sedikitpun. Semua itulah yang disebut nikmat. Tentu masih banyak nikmat – nikmat lainnya, tidak terbatas yang disebutkan tadi.
Lalu dari mana semua itu berasal? Tentu sebagai umat yang beragama mempercayai adanya Sang Pencipta, yaitu Allah SWT. Begitu Maha Baiknya Allah kepada ciptaan – Nya. Dan sebagai makhluk ciptaan – Nya sudah sepatutnya berterimakasih. Bagaimana caranya? Dengan bersyukur. Bentuk sederhana dari bersyukur adalah mengucapkan hamdallah “Alhamdulillah”.
Baca Juga: Pidato Bahasa Bali
Isi Pidato Mensyukuri Nikmat Allah
Dilanjut bagian isi, dapat mengutip dari ayat – ayat Al – Qur’an. Berikut ayat – ayat Al – Qur’an yang memiliki arti bersyukur kepada nikmat Allah SWT:
1. QS. As – Saba’ Ayat 13
Tergolong dalam surat Makiyyah yang terdiri dari 54 ayat, dan terdapat dalam Al – Qur’an pada surat ke 34. Surat As – Saba’ sendiri menceritakan tentang kaum Saba’ yang lalai bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan. Menjadikan surat ini sesuai dicantumkan dalam pidato mensyukuri nikmat Allah SWT.
- As – Saba’ ayat 13 berbunyi:
“Ya’ maluuna lahuu maa yasyaaa’u mim mahaariiba wa tamaas iila wa jifaaning kal – jawaabi wa quduurir roosiyaat, i’maluuu aala daawuuda syukroo, wa qoliilum min ‘ibaadiyasy – syakuur”.
Yang artinya:
“Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung – gedung yang tinggi, patung – patung, piring – piring yang (besarnya) seperti kolam, dan periuk – periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah wahai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba – hamba – Ku yang bersyukur”.
Dari ayat tersebut dapat diambil pelajaran untuk tidak lupa terhadap yang memberikan semua kenikmatan, yaitu Allah SWT. Meskipun semua kekayaan, keberhasilan didapatkan dengan kerja keras yang dilakukan. Namun sesungguhnya ada pertolongan Allah di dalamnya. Seseorang tidak dapat bekerja keras, bila Allah menghendakinya sakit.
2. QS. An – Naml Ayat 19
Surat An – Naml berarti semut. Termasuk dalam surat Makkiyah. Memiliki 93 ayat, merupakan surat ke 27, dan terdapat dalam juz 19 serta 20 dalam Al – Qur’an. Diberi nama An – Naml karena pada ayatnya menceritakan tentang raja semut yang memerintahkan anak buahnya untuk masuk sarang agar tidak terinjak pasukan Nabi Sulaiman AS.
Kaitannya dengan bersyukur atas nikmat Allah terdapat dalam ayat 19 yang berbunyi:
“Fa tabassama dhoohikam ming qoulihaa wa oola robbi auzi’nii an asykuro ni’matakallatiii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii ‘ibaadikash shoolihiin”
Yang artinya:
Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat – Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai; dan masukkanlah aku dengan rahmat – Mu ke dalam golongan hamba – hamba – Mu yang saleh”.
Dari Surat An – Naml ayat 19 belajar dari pengalaman Nabi Sulaiman AS yang mengucapkan syukur atas karunia yang diturunkan kepada dirinya sehingga mampu mendengar pemimpin semut yang memerintahkan kawanannya untuk segera masuk ke sarang agar tidak terinjak rombongan tentara Nabi Sulaiman AS.
3. QS. Al – Baqarah Ayat 152
Al – Baqarah berarti sapi betina. Merupakan surat ke dua dan juz pertama dalam Al – Qur’an. Al baqarah memiliki 286 ayat dan merupakan surat madaniyah. Kaitannya dengan mensyukuri nikmat Allah SWT terdapat dalam ayat 152 yang berbunyi:
“Fazkuruuniii azkurkum wasykuruu lii wa laa takfuruun”.
Ayat tersebut berarti:
“Maka ingatlah kepada – Ku, Aku pun akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada – Ku dan janganlah kamu ingkar kepada – Ku”.
Ayat di atas merupakan perintah dari Allah supaya selalu ingat kepada Nya, agar Allah juga ingat. Pernahkah mendengar istilah bila seorang hamba melangkah mendekat kepada Allah satu langkah, maka Allah mendekat tujuh langkah? Seperti itulah perumpamaannya. Selain itu selalu bersyukur untuk semua nikmat yang telah diberikan, dan janganlah ingkar.
4. QS. Ibrahim Ayat 7
Sesuai dengan namanya, surat ini menceritakan tentang kisah Nabi Ibrahim AS. Tergolong surat makiyyah yang memiliki 52 ayat. Kemudian merupakan surat ke 14 dan juz ke 13 dalam Al – Qur’an. QS. Ibrahim ayat 7 berbunyi:
“Wa iz ta ‘azzana robbukum la ‘insyakartum la ‘aziidannakum wa la ‘ing kafartum inna ‘azaabii lasyadiid”.
Ayat tersebut memiliki arti:
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat – Ku), maka pasti azab – Ku sangat berat”.
Ayat tersebut menerangkan keutamaan bersyukur. Sebagai gambaran sehari – hari dalam hubungan sesama makhluk – Nya, bila memberikan sesuatu kepada seseorang, lalu orang tersebut mengucapkan terima kasih, tidak dipungkiri yang memberi merasa senang, dan akan memberikan sesuatu lagi, bahkan ditambahkan jumlahnya kepada orang tersebut.
Namun, bila orang yang diberi tidak berterima kasih, maka yang memberi pun menjadi malas dan berhenti memberi. Itu gambaran untuk sesama makhluk. Dapat dibayangkan bila berhubungan dengan Allah bukan? Tentu akan berlipat – lipat tambahan nikmat yang diberikan – Nya. Demikian sebaliknya, maka Allah menimpakan azab yang sangat pedih.
5. QS. Ad – Dhuha Ayat 11
Surat ini diturunkan di Mekah dan memiliki 11 ayat. Terdapat dalam Al – Qur’an juz 30 dan surat ke – 93. Ad – Dhuha memiliki arti waktu dhuha, atau saat matahari sepenggalahan naik. Pada ayat 11 berbunyi“Wa ammaa bini’mati robbika fa haddis”. Ayat ini berarti: “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, hendaklah engkau nyatakan (dengan bersyukur)”.
Lagi – lagi Allah mengingatkan umat – Nya untuk selalu bersyukur atas nikmat dan karunia yang telah diberikan – Nya melalui ayat ini. Dengan peringatan yang berulang – ulang menandakan kalau bersyukur atas nikmat Allah adalah suatu hal yang sangat penting dilakukan sebagai seorang hamba – Nya.
6. QS. An – Nahl Ayat 112
- An – Nahl berarti lebah. Dikarenakan dalam salah satu ayatnya menceritakan manfaat lebah kepada manusia. Diturunkan di Mekkah. Merupakan surat ke – 16 dan terdapat dalam Al – Qur’an juz ke – 14, serta memiliki 128 ayat. Pada ayat 112 berbunyi:
“Wa dhoroballohu masalang qoryatang kaanat aaminatam muthma ‘innatay ya’tiiha rizquhaa roghodam ming kulli makaanin fa kafarot bi ‘an ‘umillaahi fa azaaqohallohu libaasal – juu’i wal khoufi bimaa kaanuu yashna’uun”.
Artinya:
“Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tentram, rezeki datang kepadanya melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk)nya mengingkari nikmat – nikmat Allah, karena itu Allah menimpakan kepada mereka bencana kelaparan dan ketakutan, disebabkan apa yang mereka perbuat”.
Pada ayat ini digambarkan apa yang akan terjadi jika ingkar terhadap nikmat Allah. Ini terjadi terhadap masyarakat Mekkah yang selalu mengingkari dan menentang kehadiran dan ajaran yang Nabi Muhammad SAW bawakan. Padahal Nabi Muhammad SAW adalah rahmat bagi seluruh alam. Dan merupakan nikmat yang Allah turunkan kepada masyarakat Mekah.
Namun, masyarakatnya menolak, mengingkari hal itu. Lalu Nabi Muhammad hijrah ke Kota Madinah. Selepas hijrah Nabi ke Madinah, Kota Mekah ditimpa paceklik, kekeringan sehingga masyarakatnya banyak yang kelaparan. Dimana sebelumnya, tanaman, dan buah – buahan tumbuh subur.
Tidak hanya itu selepas Nabi hijrah, kondisi yang sebelumnya aman tenteram, berubah menjadi mencekam. Masyarakatnya ditimpa rasa ketakutan yang luar biasa. Hal ini disebabkan rasa bersalah atas apa yang telah diperbuat kepada Nabi Muhammad SAW. Masyarakat takut jikalau Nabi melakukan balas dendam terhadap masyarakat Mekkah.
Baca Juga: Pidato Maulid Nabi
Penutup Pidato Mensyukuri Nikmat Allah
Selanjutnya bagian terakhir, yaitu penutup. Sisipkan pada bagian ini pesan dan kesimpulan untuk pendengar agar bersyukur kepada Allah. Kemudian doa penutup majlis, serta salam penutup. Seperti berikut ini contohnya:
Dari semua itu dapat disimpulkan bahwa sebagai hamba sudah sepatutnya bersyukur kepada Allah SWT. Dengan bersyukur, akan ditambahkan nikmat Allah, dan bila sebaliknya, siksa Allah amatlah pedih. Demikian yang dapat disampaikan, subhaabakallahumma wabihamdika ashadu anlaa ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaik.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian pidato mensyukuri nikmat Allah yang cukup singkat, mudah dipahami, sekaligus mudah untuk dipraktekkan. Tidak perlu mengutip semua refrensi surat Al – Qur;an di atas. Cukup mengambil satu atau dua surat saja. Tentu disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Perlu diingat bahwa pidato adalah sambutan singkat sebelum sebuah acara dimulai.
Hal penting yang perlu diperhatikan dalam berpidato adalah yakin dalam membawakan atau menyampaikan materi yang akan disampaikan. Kemudian artikulasi dan penekanan nada yang tepat. Sehingga pendengar memahami terlebih melakukan apa yang disampaikan dalam pidato tersebut. Semoga pembicara dan pendengar mendapatkan pahala dari Allah SWT.