Budaya Jawa Timur : Unik dan Menarik, Banyak Memikat Wisatawan

Budaya Jawa Timur

Budaya Jawa TimurJawa Timur merupakan provinsi dengan mayoritas penduduk Suku Jawa. Budaya Jawa Timur dipengaruhi oleh sejarah dan berbagai aspek kehidupan yang melingkupi masyarakatnya. Berbagai akulturasi tercipta dari tuntutan untuk menyesuaikan diri dengan perubahan.


Idntitas Budaya Jawa Timur

Idntitas Budaya Jawa Timur

Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Jawa Timur juga memiliki ciri-ciri khusus yang menunjukkan identitas budayanya. Setidaknya ada tiga hal dapat menjadi penanda identitas suatu daerah, yaitu pakaian adat, rumah adat, dan senjata tradisional.

1. Pakaian Adat

Jawa Timur memiliki 2 macam pakaian adat, yaitu Mantenan dan Pesa’an. Pakaian Mantenan dipakai oleh pengantin saat perayaan pernikahan. Aksesoris seperti rangkaian bunga melati, sabuk, hingga selendang dapat ditambahkan pada pakaian ini.

Sementara pakaian Pesa’an berasal dari Madura dan merupakan pakaian sehari-hari. Namun pakaian ini unik karena memiliki ciri khas yang sangat mudah dikenali. Kaos belang-belang merah putih yang dilapis baju luar berwarna hitam adalah ciri utama pakaian ini.

2. Rumah Adat

Bernama Joglo, rumah adat Jawa Timur ini memiliki atap tinggi menyerupai gunung. Bentuk atap ini menunjukkan pandangan masyarakat Jawa terhadap gunung sebagai sesuatu yang sakral.

Di bagian depan terdapat pendopo yang berfungsi untuk menerima tamu. Pendopo merupakan ruang tanpa dinding dan hanya disangga tiang-tiang. Bagian belakangnya barulah berbentuk bangunan utuh yang menjadi tempat tinggal dengan ruangan.

3. Senjata Tradisional

Terdapat dua senjata tradisional yang berasal dari Jawa Timur. Pertama keris, yaitu sejenis pisau bermata dua dan bilahnya memiliki kelokan atau disebut luk. Terkadang keris memiliki pamor, yaitu corak tertentu pada bilahnya.

Senjata kedua adalah celurit yang merupakan senjata khas Madura. Berbentuk melengkung seperti bulan sabit, senjata ini digunakan dalam tradisi bertarung yang disebut Carok. Perpaduan celurit dengan pakaian Pesa’an akan membuat pikiran orang langsung mengarah ke Madura.


Keunikan Budaya Jawa Timur

Keunikan Budaya Jawa Timur

Orang-orang Jawa Timur dikenal memiliki sikap blak-blakan, terbuka, dan apa adanya. Sikap inilah yang membedakannya dengan Jawa Tengah yang dikenal lebih halus. Gaya bicara orang Jawa TImur pun biasanya cenderung bernada tinggi dan to the point sehingga membuatnya terkesan kasar.

Namun gaya bicara semacam itu dianggap memberikan suasana yang lebih akrab. Bahkan kata umpatan pun dapat berubah makna menjadi penanda keakraban. Ada satu kata yang menjadi ciri khas dan termasuk umpatan level tinggi, yaitu J*ncuk. Tetapi memanggil teman dengan sapaan “cuk” tidak akan membuatnya tersinggung karena merasa akrab.

Meskipun sama-sama berakar dari etnis Jawa, bukan berarti kebudayaan di seluruh Jawa Timur sama rata. Inilah salah satu keunikan Jawa Timur yang setiap kawasannya memiliki budaya yang berbeda-beda.

Sekitaran Surabaya dan Malang yang disebut kawasan Arekan dikenal sebagai kawasan dengan gaya bicara paling blak-blakan dengan nada tinggi. Orang-orang yang terbiasa dengan gaya bicara santai barangkali akan terkejut ketika pertama kali berinteraksi dengan Arekan. Gaya bicara yang cenderung ngegas ini membuat mereka tampak seperti sedang marah meskipun sebenarnya tidak.

Lain lagi dengan masyarakat Madura. Mereka memiliki ikatan kekeluargaan yang kuat dan mayoritas merupakan penganut Islam yang taat. Madura memilki bahasa sendiri dengan dialek yang juga bermacam-macam.

Di ujung timur pulau Jawa, terdapat kawasan yang disebut Tapal Kuda. Budaya di kawasan ini merupakan asimilasi dari Arekan dan Madura. Sebagian orang disini bisa berbicara bahasa Jawa dan Madura sekaligus. Masyarakatnya sebagian besar memiliki mata pencaharian sebagai petani, pekebun, serta nelayan.

Sementara di wilayah paling barat yang disebut kawasan Mataraman, budaya masyarakatnya mendapat pengaruh dari Jawa Tengah karena berbatasan langsung. Hal ini juga berpengaruh terhadap gaya bicara. Bahasa yang mereka gunakan lebih halus daripada di kawasan Arekan meskipun tidak mencapai kehalusan orang Yogyakarta.

Dari segi kuliner, Jawa Timur dikenal dengan makanan bercita rasa pedas. Sambal adalah menu yang tidak boleh ketinggalan setiap makan. Beberapa contoh makanan Jawa Timur adalah rujak cingur, sego tempong, lontong balap, rawon, rujak soto, dan masih banyak lagi.


Macam-Macam Budaya Jawa Timur

Macam Macam Budaya Jawa Timur

Budaya adalah hasil dari kebiasaan masyarakat di segala aspek yang dilakukan secara terus-menerus. Karenanya, budaya tidak dapat dilepaskan dari perkembangan kesenian serta ritual-ritual yang sudah mengakar dalam masyarakat. Beberapa budaya yang terbentuk di Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Reog

Salah satu kesenian khas dari Jawa Timur adalah Reog. Kesenian khas Ponorogo ini dipentaskan dengan tarian dan beberapa adegan. Tari paling dominan dalam Reog adalah Barongan atau Dadak merak. Peralatannya berupa topeng berukuran besar yang disebut Kepala Harimau. Dalam budaya Jawa Timur, Reog biasanya dipentaskan pada acara besar seperti pernikahan.

2. Ludruk

Seni panggung ini biasanya menceritakan kehidupan rakyat kecil sehari-hari. Unsur utama Ludruk adalah dagelan alias humor, namun tidak menutup kemungkinan juga disisipi kritik sosial. Tidak ada aturan pasti dalam pertunjukan Ludruk. Karenanya, kemampuan improvisasi merupakan hal penting untuk dimiliki para pemain.

3. Karapan Sapi

Lomba pacuan sapi ini merupakan kebudayaan yang berasal dari Madura. Sapi-sapi yang diikutkan lomba adalah sapi-sapi pilihan yang telah dirawat secara istimewa. Satu peserta terdiri dari sepasang sapi yang digandeng menggunakan rangkaian kayu. Selain untuk menggandeng sapi, rangkaian kayu tersebut juga digunakan sebagai tempat berdirinya seorang joki.

Tidak hanya sekadar lomba, Karapan Sapi juga merupakan simbol kebanggaan masyarakat Madura. Selain mempertaruhkan sapi-sapinya, perlombaan ini juga menjadi pertatuhan harga diri para pemilik sapi.

4. Tari Gandrung

Pementasan Tari Gandrung merupakan kesenian yang khas dari Banyuwangi. Biasanya tarian ini ditampilkan dalam acara-acara hajatan seperti pernikahan dan panen raya sebagai hiburan rakyat. Waktu pementasannya berlangsung dari malam hari hingga menjelang subuh.

Ada tiga bagian dalam pementasan Tari Gandrung, yaitu:

  • Jejer, penampilan penari tanpa diikuti penonton.
  • Maju, penari mengajak para tamu (terutama tamu penting) untuk ikut menari. Penari biasanya memberikan selendangnya sebagai tanda ajakan. Bagian ini dibawakan hingga menjelang subuh.
  • Seblang Subuh, yaitu bagian penutup dari Tari Gandrung. Pada bagian ini tarian dibawakan dengan perlahan, terkadang dengan membawa kipas. Nyanyian lagu-lagu bernuansa sedih turut mengiringi tarian penutup ini.

5. Yadnya Kasada

Kawasan pegunungan Bromo-Tengger-Semeru merupakan tempat tinggal orang-orang Suku Tengger. Suku ini berpegang pada ajaran Hindu dan taat menjalankannya. Meskipun begitu, dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Suku Tengger tidak menerapkan sistem kasta.

Satu kegiatan adat yang menjadi ciri khas Suku Tengger adaah Yadnya Kasada. Kegiatan ini merupakan wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi. Dilaksanakan di seputaran gunung Bromo, ritual dimulai dari kaki gunung.

Seorang dukun membaca mantra dan membuka ritual. Setelahnya masyarakat membawa ongkek yang telah dipersiapkan sejak awal menuju puncak Bromo. Ongkek yang berisi hasil bumi tersebut kemudian dilarung di kawah sebagai persembahan.

Budaya Jawa Timur tercipta dari masyarakatnya yang sangat plural. Meskipun suku Jawa merupakan mayoritas, namun tetap memiliki perbedaan dan ciri khas masing-masing antar kawasan. Keragaman inilah yang menciptakan berbagai peninggalan kebudayaan yang masih bertahan hingga sekarang. Tentunya menjadi tugas seluruh masyarakat untuk menjaga kelestarian budaya tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *