Puisi Bertema Pendidikan – Pendidikan adalah suatu hal yang dikatakan mampu memanusiakan manusia.
Namun pada saat ini, pendidikan tidak ubahnya sebagai sebatas bentuk formalitas jenjang pembelajaran atau pengajaran saja.
Memiliki pendidikan yang tinggi nyatanya tidak lagi mampu membuat seseorang untuk bekerja secara layak.
Begitupun dalam pembentukan mental, nyatanya banyak orang-orang yang mengaku berpendidikan, tetapi tidak mencerminkannya dalam bentuk sikap.
Pendidikan tidak lagi menjadi wadah pengeksplor keterampilan serta bakat, sebab banyak sistem pendidikan yang memberi tujuan orientasi sebatas pada nilai yang tinggi.
Ungkapan kekesalan, protes hingga bentuk pujian terhadap pendidikan dalam disampaikan dengan banyak hal.
Barang kali mampu membawa perubahan pada arah kebaikan dan perbaikan.
Puisi Bertema Pendidikan Singkat Penuh Makna
Beberapa puisi bertema pendidikan berikut diharapkan mampu membuka cakrawala berpikir kita tentang kondisi pendidikan saat ini.
Pendidikan di Negeriku
Ku lihat berdiri kokoh bangunan-bangunan penimbah ilmu
Sebahagian begitu mempesonakan mata
Namun sebahagian lainnya begitu reot
Didalamnya terdapat ragam rupa anak bangsa
Terdapat ragam macam cita-cita
Ada yang begitu tulus menimbah
Namun tak jarang yang berleha
Bagi sebahagian waktu dan buku adalah permata
Namun tak jarang yang mengacuh pada permata itu
Sang saka berkibar-kibar
Bak melambai pada wajah-wajah pejuang bangsa
Namun sayang, lambaiannya tar terpandang
(Nur Hafizqi)
Pada awal puisi, kita akan mendapatkan informasi tentang kondisi bangunan sekolah yang tidak selalu layak pakai, hal tersebut digambarkan pada kata “reot”.
Memang pada nyatanya, sekolah tidaklah selalu bagus, ada yang begitu bagus namun tidak jarang yang berada dalam kondisi memperihatinkan padahal sekolah memiliki tujuan yang sama dalam hal mencerdaskan anak bangsa.
Tidak hanya mengungkap tentang kondisi bangunan sekolah, puisi diatas juga berisi ungkapan kekesalan, bahwa banyak para pelajar yang justru lupa dengan tujuannya bersekolah.
Barang kali lupa atau sengaja berleha sebagian pelajar bersekolah untuk sekedar bermain-main tanpa menyayangkan waktu yang terbuang dengan sia-sia.
Realita Pendidikan
Pendidikan itu apa?
Dia yang hanya peraihan gelar dibelakang nama kita
Proses menduduki bangku-bangku yang perlahan naik tingkatan
Ajang pembuangan uang orang tua
Ajang perlombaan gengsi-gengsi anak bangsa
Pendidikan itu apa?
Yang mencium tangan ayah ibu pergi menambah ilmu yang katanya guna masa depan
Yang merengek menagih uang jajan
Yang menyisahkan tenaga demi yang katanya masa depan
Yang pergi sekedar bercanda gurau memamerkan kemewahan
Dimana fungsi pendidikan sejati?
Pada akhir nama yang terlampir huruf apa-apa saja
Status siswa dan mahasiswa yang ntah apa-apa saja
Pengisi persyaratan bekerja yang ntah apa-apa saja
Atau pada perombakan intelektual yang mengisi kemerdekaan Negara
(Nur Hafizqi)
Dalam puisi di atas penulis berusaha menanyakan makna pendidikan bagi pembaca.
Puisi di atas ditujukan sebagai pesan agar ada baiknya bahwa pendidikan tidak hanya dijadikan sebagai rutinitas belakang, sebagai pengisi naikan tingkat/gelar pada jenjang pendidikan.
Orang-orang yang berpendidikan diharapkan mampu membantu perwujudan pendidikan itu sendiri.
Membantu agar pendidikan mampu mengubah pribadi menjadi lebih baik serta membentuk menjadi kaum intelektual sesungguhnya.
Walau pada nyatanya kita akan bertanya, kaum intelektual sesungguhnya itu yang bagaimana?
Kembali bertanya pada diri, kita bersekolah untuk apa?
Selain menambah semangat, pertanyaan tersebut dapat memotivasi diri dalam menikmati pendidikan.
Selain itu, dalam puisi kita juga di ajak untuk bernostalgia, tentang kemerdekaan.
Jadilah kaum intelektual yang mampu mengisi kemerdekaan bangsa.