Pancasila Sebagai Sumber Nilai – Sebagai warga negara Indonesia, kata Pancasila pasti sudah tidak asing lagi untuk didengar. Pancasila adalah ideologi dari negara Indonesia. Sudah sepatutnya juga setiap warga negara Indonesia menjadikan Pancasila sebagai sumber nilai. Seluruh nilai yang terkandung dalam butir Pancasila wajiblah hukumnya untuk ditaati.
Nilai-nilai yang ada pada setiap sila Pancasila juga hendaknya diamalkan pada kehidupan sehari-hari. Perlu diingat, Pancasila bukan hanya sekadar tulisan namun juga falsafah negara. Berikut simak informasi lengkap mengenai Pancasila sebagai sumber nilai dan contoh penerapannya.
Pengertian Pancasila
Kata Pancasila sejak awal berasal dari bahasa Sansekerta. Panca yang memiliki artian lima dan sila yang memiliki arti sebagai asas, pokok, atau dasar. Pancasila pertama kali dijadikan sebagai dasar negara Indonesia pada keputusan sidang BPUPKI. Ir. Soekarno yang saat itu merumuskan dasar negara, beranggapan bahwa Pancasila mengandung jiwa dari Bangsa Indonesia.
Semenjak itu, ideologi Bangsa Indonesia diatur dalam Pancasila. Tidak hanya itu, Pancasila juga merupakan pedoman untuk melakukan keputusan bangsa. Pancasila adalah identitas dari Indonesia sendiri. Seperti yang dikatakan oleh Notonegoro, Pancasila adalah acuan hidup, lambang pemersatu dan juga pertahanan bangsa.
Pancasila dibentuk oleh para pejuang Indonesia, agar pemerintahan negara Indonesia menjadi semakin kuat. Diharapkan Pancasila menjadi pondasi agar bangsa Indonesia tidak lagi berada di bawah pengaruh siapa pun. Terutama melawan penjajah yang selama ini menggoreskan luka mendalam di hati setiap rakyat Indonesia.
Dengan Pancasila sebagai dasar negara, maka saat itu dibentuklah juga lambang dari negara Indonesia. Burung Garuda ditetapkan sebagai lambang negara, dengan gambaran lima butir Pancasila di dalamnya.
Pengertian Dan Ciri-Ciri Nilai
Nilai atau yang bisa juga disebut value kerap kali diharapkan sebagai sesuatu yang baik. Tolok ukur untuk sesuatu bisa dikatakan bernilai baik apabila di dalamnya terkandung manfaat, kebaikan, dan juga kebenaran. Nilai adalah sesuatu yang abstrak dan tentu saja kelima panca indra manusia tidak bisa menyentuhnya.
Nilai hanya bisa dirasakan. Adapula ciri-ciri nilai bisa dikelompokkan menjadi dua bagian, Nilai berdasarkan internalized value dan nilai dominan. Internalized value adalah nilai-nilai yang memang sudah tertanam pada alam bawah sadar manusia, yang biasanya dilakukan dengan spontanitas. Tidak perlu bertanya atau bepikir terlebih dahulu untuk melakukannya.
Internalized value akan memberikan sanksi berupa perasaan bersalah dan malu bagi siapapun yang melanggarnya. Sementara nilai dominan kerap kali diartikan sebagai nilai-nilai yang sangat penting artinya. Dibandingkan dengan nilai yang lain, nilai dominan lebih dipertimbangkan keberadaannya. Nilai ini terkait dengan keputusan yang harus diambil oleh seseorang.
Baca Juga: Ideologi Pancasila
Macam-Macam Nilai
Pancasila sebagai sumber nilai tentu saja memiliki pengaruh yang besar bagi kehidupan bangsa Indonesia. Mengacu pada hal tersebut, Darmodiharjo kemudian mengklasifikasikan nilai-nilai secara berpasangan. Adalah nilai obyektif yang berpasangan dengan nilai subyektif. Nilai obyektif dipandang berdasarkan dengan keadaan dari objek tersebut. Sedangkan nilai yang diberikan oleh suatu subjek disebut dengan nilai subyektif.
Disamping itu, ada nilai positif yang berpasangan dengan nilai negatif. Seperti yang sudah diketahui nilai positif adalah nilai yang mengandung manfaat baik di dalamnya. Nilai positif kerap kali dijadikan acuan untuk bertindak. Sementara itu, nilai negatif mengandung nilai kejahatan yang dianggap merugikan sesama mahluk hidup.
Selanjutnya ada nilai intrinsik yang disandingkan dengan nilai ekstrinsik. Nilai intrinsik biasanya sudah tercipta sejak dahulu. Nilai-nilai yang tidak bisa untuk dibantah. Sementara nilai ekstrinsik merupakan nilai yang berlaku berdasarkan dari nilai intrinsik. Terutama berasal dari akibat-akibatnya.
Adalah kemudian nilai transenden disandingkan dengan nilai imanen. Contoh nilai transenden adalah nilai ketuhanan sebagai solusi dari masalah manusia. Nilai ini tidak lagi berdasarkan pengalaman ataupun pengetahuan. Berbeda dengan dengan nilai imanen yang bergerak berdasarkan pengetahuan rasio manusia.
Nilai dasar kemudian disandingkan dengan nilai instrumental. Artinya nilai yang sifatnya tidak bisa diubah. Nilai dasar juga mengandung nilai-nilai obyektif, positif, intrinsik, juga transenden. Di sisi lain, nilai instrumental berasal dari usaha yang dikembangkan dari nilai dasar. Contohnya saja norma-norma yang berkembang di masyarakat.
Pancasila Sebagai Sumber Nilai
Pancasila yang berfungsi sebagai sumber nilai dalam kehidupan bangsa Indonesia, juga sebagai alat yang mengatur seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai sumber nilai, Pancasila mengandung nilai yang utuh. Berikut adalah seperangkat nilai yang terkandung dalam butir Pancasila:
1. Nilai Ketuhanan
Di dalam sila pertama pada Pancasila, terkandung makna pengakuan dan keyakinan. Sila pertama ini menegaskan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang percaya akan Tuhan dan bukanlah bangsa yang ateis.
Sila pertama ini mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk saling menghormati. Bahwasanya setiap keyakinan yang dianut oleh setiap individu adalah pilihan dan hak warga negara.
Baca Juga: Arti Pancasila Sebagai Ideologi Negara
2.Nilai Kemanusiaan
Pada sila kedua ini, mengandung nilai-nilai moral yang harus diakui dan dilakukan oleh individu di Indonesia. Terdiri dari berbagai macam latar belakang, tentunya ada sangat banyak perbedaan di Indonesia. Untuk itu, mengamalkan nilai-nilai moral dalam kehidupan sehari-hari penting adanya. Segala yang berhubungan dengan sikap humanisme haruslah berasal dari hati nurani setiap individu.
3. Nilai Persatuan
Nilai yang terkandung pada sila ketiga dari Pancasila ini adalah bagaimana upaya-upaya warga negara Indonesia menjadi satu kesatuan. Bagaimana setiap individu di Indonesia berusaha tetap menjaga dan mengobarkan rasa nasionalisme.
Persatuan Indonesia juga berarti setiap individu haruslah menghargai segala keunikan bangsa Indonesia. Sebagai bangsa yang besar, sikap saling menghargai akan menciptakan rasa persatuan bagi Indonesia.
4. Nilai Kerakyatan
Tentunya sebagai warga negara Indonesia sudah tahu bahwa sila keempat dari Pancasila mengandung nilai-nilai terkait kerakyatan. Sistem pemerintahan di Indonesia hendaknya mempunyai pedoman dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Diharapkan dengan begitu, terciptanya suasana yang demokratis antara rakyat dengan petinggi negara.
5. Nilai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Sila kelima dari Pancasila sebagai sumber nilai ini memiliki tujuan agar terbentuknya suatu kelompok masyarakat yang adil dan juga makmur. Diharapkan juga dengan adanya sila kelima ini rakyat Indonesia tidak mengalami kekurangan apapun baik dari lahir maupun batin.
Baca Juga: Butir Butir Pancasila
Contoh Penerapan Nilai Pancasila
Seperti yang sudah dibahas, nilai Pancasila hendaknya diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan bukan hanya untuk dipelajari. Mengutip dari sila pertama Pancasila, penerapan pada kehidupan sehari-hari bisa dilakukan dengan cara bertakwa terhadap Tuhan dan keyakinan masing-masing.
Selanjutnya, setiap individu warga negara Indonesia hendaknya tetap bersikap toleran terhadap seseorang yang memiliki keyakinan yang berbeda. Tidak dianjurkan untuk mengejek terlebih menghina keyakinan seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Pada sila kedua yang mengandung nilai kemanusiaan, bisa diterapkan dengan menghormati Hak Asasi Manusia (HAM). Sebagai manusia yang beradab, hendaknya saling menjaga antara satu sama lain dan merangkul adanya perbedaan.
Sila ketiga Pancasila bisa diterapkan dengan selalu menjaga kerukunan antar bangsa dan berpedoman pada Bhineka Tunggal Ika. Sementara itu, pada sila keempat dan ke-lima bisa diterapkan dengan sikap adil dan juga bertindak dengan mengacu pada keputusan yang benar.
Demikianlah penjelasan terkait Pancasila sebagai sumber nilai beserta penerapannya. Diharapkan seluruh nilai yang terkandung dalam Pancasila bisa meminimalisir adanya perpecahan antar bangsa.