Puisi Kerinduan – Siapa yang tidak pernah rindu? Suatu perasaan yang timbul saat jarak mulai memisahkan dengan orang terkasih.
Perasaan rindu sering kali membawa kita pada situasi atau kondisi risau maupun galau.
Nah, untuk memaksimalkan dampak rindu agar bernilai positif ada baiknya rindu dituliskan dalam bentuk puisi.
Selain perasaanmu akan nyaman dan rindumu tersalurkan, kamu juga telah menghasilkan suatu karya.
Luar biasa bukan?
Puisi Kerinduan yang Penuh Makna Mendalam
Agar lebih mudah memahami rindu menjadi hal positif, simak beberapa puisi bertema rindu berikut beserta maknanya!
Bait Rindu di Desembermu
Masih terasa renyah remahan kalbuku
Keping hati berserak rumit di tepian kalbu
Mengulas sendu dalam bait rindu
Mulutku terbungkam, sedang aksaraku ribut menggaduh
Kusesali hadirmu yang mengusang di awal desemberku
Ku nanti hadir raga sedang bayangpun enggan
Desember memaksamu menyuduti semesta di tepiannya
Hujan awal desember ini mengaduk pilu
Menerpa wajahku pada bait rindu terdahulu
Sedang yang ternanti tak kunjung menghandir
(Nur Hafizqi)
Puisi di atas mengungkapkan kerinduan yang dirasakan penulis.
Di dalam puisi kita juga dapat menemukan ungkapan kebencian namun tetap merindu.
Kehadiran seseorang yang dirasa sia-sia namun setelah pergi justru menyisahkan sebuah rindu pada penulis.
Akhir Cinta di Akhir Tahun
Lama kau racauni hati damaiku
Mengukir luka menerus relung hati terdalamku
Sungguh lugu atau berpura-pura dirimu
Nyatanya kini mengambigu
Kriing
Selesai sudah semua dustamu
Legah bukan
Takkan ada gangguanku lagi dalam fajar hingga senjamu
Desember melambai
Januari memagut
Takkan kurajut lagi rindu hingga terangat dalam temu
Tak ada lagi temu yang perlu terjamu
Semua sudah berserak
Pembunuh bengis
(Nur Hafizqi)
Berbeda dengan puisi sebelumnya.
Puisi ini justru ungkapan kekesalan atas rindu yang tidak kunjung diberi pertemuan.
Penulis sudah menyerah pada rindunya, menyemangati diri untuk menata hari baru dan menemukan cinta yang baru.
Di Ujung Senja
Kanda
Ku lirik langit yang mulai menjingga
Menandakan hari ini hendak berakhir
Kelopak mataku tertuju pandang pada sang surya
Menggali lirih kisah kita yang terdahulu
Terbesir pandang semu
Tentang alur cinta yang menjemu
Mengharap temu dalam baur pelu
Kulayarkan selembar perahu kertas
Meminta angin menyulam rindu kataku
Ku titip peluk dalam bait
Berharap sajak sampai padamu
(Nur Hafizqi)
Pada puisi di atas kita dapat menemukan ungkapan rindu sang penulis kepada kekasihnya.
Rindu yang hadir membuat penulis selalu terbayang-bayang wajah sang pujaan.
Tidak hanya wajah sang pujaan yang terbayang bahkan hari-hari ketika bersama juga turut menjadi objek dalam puisi.
Untuk Senja
Teruntuk senja kali ini
Kutitip alunan rindu
Untuk dia yang ternanti dalam kalbu
Katakan rinduku menggebu
Bukan saat ini saja, bahkan sejak waktu lalu
Sampaikan tuk lunasi hutang rindunya
Sebab aku pun menanti jua
(Nur Hafizqi)
Sama seperti puisi sebelumnya, puisi di atas juga merupakan puisi berisi ungkapan kerinduan, hanya saja dalam puisi di atas penulis mengisyaratkan keinginan untuk bertemu.
Maya
Ku temukan kembali bayangan tak asing itu tepat dikedua retinaku
Mata ku tak lagi menyayup bersamaan angin malam yang merayu tertidur
Aku ingat tatapan itu seperti tatapan lalu
Dari dia yang bersalam dimasa lalu
Ku kira dia hadir kembali menyapa bagai terdahulu
Namun semua maya
Terkurung dalam ilusi
Itu bukan kehadiran seperti yang dahulu
Dia datang sekedar menyinggasanai lamunanku
Sekedar bersapa riang dengan dia yang lain dihadapanku
Aku tau persis yang dirasa wanita itu
Ditatap mata mu dalam buaian kasih sayang
Berbincang berdua dicemburui taburan bintang
(Nur Hafizqi)
Puisi di atas selain mengisyaratkan kerinduan, penulis juga menyampaikan rasa cemburu yang dialaminya.
Namun, di dalam puisi kita dapat menemukan kisah yang telah putus.
Ungkapan kerinduan yang disampaikan penulis lebih mengarah pada kenangan yang dimiliki oleh penulis.
Nah, itu dia beberapa puisi ungkapan kerinduan yang dapat dipaparkan.
Tidak hanya ungkapan kepiluan sebuah puisi rindu dapat mengisyaratkan rasa cinta dan kasih sayang.
Sudahkah kamu ingin menuangkan kerinduanmu dalam puisi?