Komunikasi Antar Budaya dalam Kehidupan Sehari hari dan Komponennya

KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA

Komunikasi Antar Budaya – Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan. Di setiap wilayah mempunyai perbedaan kebudayaan yang dianut.

Kebudayaan itu sendiri merupakan ciri khas cara hidup yang dianut oleh masyarakat dari generasi ke generasi. Komunikasi yang telah terjalin di antara orang-orang yang mempunyai budaya berbeda disebut komunikasi antar budaya.


Hakikat Komunikasi Antar Budaya

Hakikat Komunikasi Antar Budaya

Hakikat dari komunikasi antar budaya dapat membuat kesamaan, kebersamaan dan kelarasan. Selain itu, sisi dari perbedaan tersebut dapat saling memahami adanya suatu perbedaan. Hal ini banyak terjadi di Indonesia yang kaya akan budaya. Perbedaan ini harus tetap dipelihara kerukunannya, dan dilestarikan. Sehingga mempermudah untuk memahami berbagai macam bentuk perbedaan yang ada.

Kegiatan yang terjadi dari setiap individu maupun orang lain dalam berkomunikasi merupakan hakikatnya juga. Komunikasi tersebut memberikan dimensi antar budaya. Sehingga dengan kata lain, komunikasi antar kebudayaan yang terjadi merupakan dampak yang sangat positif. Hal tersebut dapat memudahkan bersosialisasi antar daerah dan dapat membangun kesatuan serta persatuan.


Prinsip-Prinsip Komunikasi Antar Budaya

Prinsip Prinsip Komunikasi Antar Budaya

Terdapat empat disiplin ilmu yang menciptakan prinsip-prinsip komunikasi antar budaya. Ilmu tersebut merupakan sosiologi, antropologi budaya, dan psikologi. Dari beberapa disiplin ilmu tersebut, psikologi menjadi acuan utama dalam komunikasi. Agar mudah dalam memahami kebudayaan, maka perlu pemahaman apa itu prinsip komunikasi antar budaya.

1. Relativitas Bahasa

Antropologis linguistik menggagas bahwa bahasa mempunyai pengaruh terhadap perilaku dan pikiran. Di era tahun 1930-an karakter suatu bahasa memberikan suatu pengaruh secara kognitif. Di berbagai negara dunia mempunyai perbedaan dalam hal karakteristik struktur bahasanya. Sehingga dapat berpengaruh cara memandang dan pola pikirnya.

2. Bahasa sebagai Cermin Budaya

Bahasa menjadi cerminan budaya suatu wilayah. Semakin berbeda kebudayaan maka semakin banyak perbedaan, baik komunikasi dan bahasa maupun isyarat non-verbal. Sehingga besar perbedaan antar kebudayaan maka semakin sulit untuk berkomunikasi antar sesama.

3. Mengurangi Ketidakpaastian

Tentunya ragam antar budaya akan menjadi besarlah ketidakpastian dan ambiguitas di dalam komunikasi. Dengan banyaknya ambiguitas yang ada membuat waktu yang digunakan untuk mencerna makna lebih lama. Beberapa cara dalam berkomunikasi berusaha memberikan kepastian sehingga dapat dicerna dengan mudah dalam menjelaskan hal-hal tertentu. Sehingga dapat menjelaskan perilaku, memprediksi dan menguraikan.

4. Kesadaran Diri dan Perbedaan Antar Budaya

Kesadaran diri (mindfulness) juga mempunyai pengaruh besar dari perbedaan antar budaya. Ini memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dampak positifnya suatu kesadaran diri akan membuat lebih berhati-hati untuk mencegah dalam mengatakan hal-hal yang tidak pantas diutarakan. Dan dampak negatifnya akan membuat diri kurang percaya diri, terlalu berhati-hati dan tidak spontan.

5. Interaksi Awal dan Perbedaan Antar Budaya

Dalam komunikasi antar budaya, interaksi awal merupakan hal penting untuk dilakukan. Dengan terjalinnya hubungan sejak awal maka keakraban yang terjadi selanjutnya membuat tingkat kepentingan menjadi berkurang. Walaupun dapat menyebabkan salah dalam pengertian makna, tentunya hal ini dapat diatasi.

  Budaya Papua : Sangat Unik dan Menarik, Banyak Memikat Wisatawan

6. Memaksimalkan Hasil Interaksi

Terdapat beberapa tindakan agar interaksi komunikasi antar budaya terjalin secara maksimal. Terdapat tiga hal akibat yang menyebabkan komunikasi tersebut sangat penting. Yaitu, yang pertama interaksi awal akan memberikan kesan dan dampak positif.

Hal kedua, jika pelaku komunikasi terus meningkatkan komunikasi dan melibatkan diri maka akan mendapatkan hasil yang positif. Tetapi sebaliknya jika hasil negatif, maka pelaku mulai mengurangi komunikasi dan menarik diri.

Ketiga, perilaku yang akan menghasilkan hasil positif dibuat prediksi oleh pelaku. Pelaku akan mencoba memprediksi perilaku non verbal, posisi yang diambil dan sebagainya. Kemudian pelaku melakukan apa yang menurutnya menjadi hal positif dan tidak melakukan jika memberikan dampak negatif.


Fungsi Pribadi

Fungsi Pribadi

Komunikasi antar budaya satu dengan budaya lain memiliki beberapa fungsi pribadi. Beberapa fungsi tersebut ditujukan kepada setiap individu. Dalam penerapannya, fungsi tersebut ditunjukkan dengan sebuah perilaku berkomunikasi yang bersumber dari individu.

1. Menyatakan Identitas Sosial

Dalam menyatakan identitas sosial dapat digunakan beberapa sikap berkomunikasi dalam proses komunikasi antar budaya. Perilaku itu terwujud dalam sebuah tindakan dalam segi bahasa baik secara verbal maupun non verbal. Dari perilaku tersebutlah dapat dilihat suatu identitas diri maupun sosial. Sebagai contoh mengetahui asal-usul suku atau ras bangsa, agama dan tingkat pendidikan seseorang.

2. Menyatakan Intergrasi Sosial

Konsep inti dari integrasi sosial adalah mengakui perbedaan-perbedaan yang terdapat disetiap unsur dengan menerima kesatuan dan persatuan antar individu maupun antar kelompok. Tujuannya adalah sebagai metode penyampaian makna yang sama dari pesan yang disampaikan oleh pengirim dan penerima. Dalam komunikasi yang melibatkan antar budaya, tujuan utamanya adalah agar tercipta suatu integrasi sosial.

3. Menambah Pengetahuan

Komunikasi antar budaya pada hakikatnya sebagai jalan dalam menambah ilmu pengetahuan. Hal itu terjadi dengan adanya sikap yang saling mempelajari antara budaya satu dengan budaya yang lainnya. Nantinya informasi budaya tersebut akan saling terserap tanpa mengurangi kebudayaan asli.


Fungsi Sosial

Fungsi Sosial

Fungsi sosial menciptakan suatu ketertiban pranata kehidupan sosial dalam lingkungan masyarakat umum. Dalam komunikasi antar budaya, satu dengan yang lainnya memiliki fungsi sosial dengan bentuk penjabaran dari interaksi sosial.

1. Pengawasan

Fungsi saling mengawasi merupakan praktek komunikasi antar budaya di antara komunikator dan komunikan. Dalam setiap konteks komunikasi tersebut fungsi ini mempunyia manfaat untuk menginformasikan “perkembangan” mengenai suatu lingkungan. Fungsi ini berjalan dan diolah oleh media massa dengan menyebarkan perkembangan peristiwa yang terjadi.

2. Menjembatani

Maksud dari kata menjembatani merupakan komunikasi yang dilakukan dari beberapa orang yang berbeda budaya. Hal tersebut menjadi penyalur atas beberapa perbedaan yang terdapat diantara komuikator. Menjembatani memiliki fungsi mengontrol pertukaran pesan-pesan. Selain memiliki fungsi mengontrol, fungsi ini juga berperan dapat menjalankan dalam berbagai konteks komunikasi, termasuk komunikasi massal.

  Budaya Jawa Timur : Unik dan Menarik, Banyak Memikat Wisatawan

3. Sosialisasi Nilai

Untuk memperkenalkan nilai-nilai kebudayaan digunakanlah fungsi sosial. Perannya cukup signifikan karena melalui fungsi ini pengenalan budaya dari masyarakat satu ke masyarakat lain akan terjalin dengan baik. Itulah yang membuat fungsi sosiaal sangat penting dalam sebuah komunikasi.

4. Menghibur

Dalam komunikasi antar budaya fungsi menghibur juga diperlukan. Hal itu agar dalam sebuah komunikasi tidak terdapat kekakuan bahasa. Contohnya saja adalah melihat ragam kesenian dari kebudayaan lain. Tentunya dari kesenian tersebut terdapat pesan yang ingin disampaikan.


Hambatan Komunikasi

Hambatan Komunikasi

Hambatan-hambatan dalam komunikasi terjadi karena alasan yang beraneka ragam. Dalam sebuah komunikasi terdapat beberapa pihak dengan peran sebagai pengirim dan penerima. Maka hambatan tersebut dapat terjadi dari semua pihak antara lain sebagai berikut.

  • Dalam komunikasi terdapat berbagai keragaman. Sering terjadi masalah komunikasi karena alasan dan motivasi yang berbeda. Perbedaan situasi antar budaya dapat memicu konflik, baik skala kecilmaupun besar.
  • Banyak orang yang menganggap etnosentrisme sebagai cara menimbulkan persepsi terhadap hal-hal di sekitarnya. Pada dasarnya setiap orang harus sadar terhadap anggapan baik dan buruk itu berbeda tiapindividunya.

Sesuatu hal yang asing memiliki kecenderungan dianggap rendah oleh etnosentrisme. Biasanya, etnosentrisme terwujud pada tingkat kesadaran namun dalam pelaksanaannya terjalin dalam ketidaksadaran. Hal ini tentunya akan membingungkan untuk mengetahui asal-usulnya.

Terjadinya penarikan diri dalam suatu komunikasi terjadi akibat salah satu pihak menarik diri dari suatu pertemuan. Secara psikologis banyak dugaan yang mewarnainya. Mulai dari perkembangan zaman hingga terjadinya urbanisasi akan membuat sikap apatis berkembang pesat.

Demikian informasi terkait dengan komunikasi antar budaya yang menjadi bagian dari mata kuliah ilmu komunikasi. Semoga menjadi ilmu bagi mahasiswa khusus jurusan komunikasi dan mahasiswa umum lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *