Pancing Kemampuan Khayalmu Dengan Cerita Mite Berikut!

Siapa yang suka membaca cerita berisi kisah tentang dewa-dewa? Cerita yang bertokoh dewa tersebut dinamakan mite.

Cerita ini merupakan khayalan, namun beberapa orang percaya bahwa cerita tersebut benar-benar terjadi di masa lalu.

Dewa Dewa

Cerita mite diceritakan dari mulut ke mulut oleh generasi ke generasi sehingga tidak diketahui siapa sosok penulisnya.

Cerita mite dapat dijadikan sebagai hiburan, karena di dalamnya terdapat hal-hal fantasi yang akan membuat kita berkhayal tentang banyak hal yang ajaib.

Tidak hanya itu, sama seperti karya sastra lainnya, cerita mite juga memiliki amanat yang baik.

Ingin mencoba kemampuan khayalmu dalam menangkap hal-hal ajaib yang terjadi dalam alur cerita mite?

Silahkan uji coba pada beberapa contoh cerita mite berikut!


1. Pohon Pengabul Permohonan

Di sebuah gurun pasir yang sangat panas, seorang pengembara berjalan dengan gontai. Ia kelihatan lelah sekali. Ia juga kehausan dan kelaparan.

Setelah lama berjalan, ia menemukan sebuah tempat yang cukup teduh untuk beristirahat. Saat ia beristirahat, ia melihat sebuah pohon rindang di kejauhan.

Ia senang sekali melihatnya dan berkata, “Andai saja aku punya air untuk minum.”

Tiba-tiba, ia melihat sebuah kendi berisi air yang dingin di depannya. Pengembara luar biasa senangnya dan mulai meneguk air dingin dalam kendi.

Setelah puas minum dan hilang hausnya, si pengembara kembali memohon, “Andai saja aku punya makanan saat ini.”

Segera setelah ia memohon, puluhan piring berisi makanan yang lezat-lezat muncul dihadapannya.

Pengembara langsung makan dengan lahapnya. Selesai makan, ia mulai berpikir bagaimana semua ini bisa terjadi.

Setelah lama berpikir, ia mengetahui bahwa pohon yang ia lihat tadi itu adalah Kalpa Vriksha. Itu adalah pohon ajaib.

Siapa pun yang melihat pohon itu dan memohon, keinginannya akan terkabul. Pengembara tidak menyia-yiakan kesempatan itu.

Ia langsung meminta ranjang yang empuk dan langsung terkabul. Sebuah ranjang muncul di hadapannya.

Pengembara membaringkan badannya yang letih dan beristirahat. Pengembara merasa kakinya pegal sekali.

Lalu, ia memohon agar ada orang yang mau memijit kakinya. Benar saja, seorang wanita muda muncul dan mulai memijat kaki si pengembara.

Akhirnya, si pengembara tertidur. Pengembara tertidur cukup lama.

Saat ia bangun, wanita muda yang memijitnya tadi masih berada di sisinya. Pengembara mulai berpikir lain.

“Bagaimana semua ini bisa terjadi? Bisakah aku mendapatkan banyak hal dengan memohon saja tanpa perlu bekerja sama sekali. Ataukah ini hanya tipuan setan,” pikirnya.

Selesai pengembara berpikir demikian, mendadak setan muncul menggantikan sosok wanita muda tadi.

Setan itu tertawa terbahak-bahak. Lalu, si pengembara berkata, “Oh, apakah setan ini akan memakanku?”

Setan mulai membuka mulutnya lebar-lebar hendak memakan pengembara. Melihat hal itu, pengembara ketakutan.

Ia melompat dari ranjang dan langsung berlari sekuatnya. Setelah lama berlari, pengembara melihat ke belakang.

Ternyata, setan itu sudah tidak mengejarnya. Ia pun bernapas lega.

Sumber : dongengceritarakyat.com

Cerita di atas berasal dari Negara India.

Konon terdapat kepercayaan bahwa zaman dahulu terdapat sebuah pohon yang dapat mengabulkan keinginan.

Namun, jika dipikirkan secara logis hal tersebut tidak mungkin terjadi bukan?

Untuk mendapatkan hal yang kita inginkan tentu saja dapat diperoleh jika bekerja keras dan pantang menyerah.

Selain lucu dan menarik, cerita di atas juga berisi pesan, kita harus berusaha dan berdoa untuk mendapatkan hal yang kita inginkan.

Kita harus berusaha dengan giat untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan serta tidak lupa membarenginya dengan doa, karena selain usaha, tuhan juga memiliki peran dalam penentuan takdir kesuksesan kita.

Suatu keberhasilan tidak akan diperoleh dengan cara yang instan, selain itu kita juga harus berhati-hati dengan keinginan kita.

Jangan sampai serakah sehingga dapat menjauhkan kita dari rasa bersyukur atas apa yang telah kita miliki.


2. Dewi Nawang Wulan

Alkisah di suatu desa, hiduplah seorang perempuan yang biasa dipanggil Nyi Randa Tarub, dia mempunyai anak angkat bernama jaka tarub yang telah tumbuh menjadi seorang pemuda dewasa yang tampan dan sangat senang berburu.

Suatu hari ketika dia berburu seperti biasanya, dia mendengar suara wanita yang kurang jelas karena ditelan dedaunan, karena penasaran jaka tarub akhirnya menuju ke sumber suara secara mengendap-endap.

Jaka tarub melihat 4 orang gadis cantik yang sedang mandi di telaga, hampir bersamaan dengan itu, dia juga melihat beberapa lembar selendang yang tergeletak dipinggir telaga, ada bisikan dari dalam diri Jaka Tarub untuk mengambilnya, dan secara mengendap-endap dia mengambil salah satunya.

Ketika para gadis yang ternyata bidadari itu hendak kembali ke kahyangan, salah satu dari mereka panik karena tidak menemukan selendangnya, tapi ketiga bidadari lain tidak dapat berbuat apa-apa.

Melihat hal tersebut jaka tarub mendekati sang bidadari yang tertinggal bernama Nawang Wulan itu, Nawang Wulan terpaksa harus menceritakan semuanya, Dewi Nawang Wulan tidak punya pilihan lain, akhirnya dia ikut ke rumah Jaka Tarub.

Hari berganti hari, mereka menikah dan mempunyai anak. Bagaimanapun Dewi Nawang Wulan adalah seorang bidadari sehingga dia mempunyai kelebihan, salah satunya adalah dapat membuat sebakul nasi hanya dari satu biji padi, asalkan tidak ada yang mengetahui hal itu.

Itulah sebabnya Dewi Nawang Wulan melarang suaminya untuk membuka tanakan nasinya, namun Jaka Tarub tidak sanggup menahan rasa penasarannya, dia membuka tanakan nasi itu dan sangat terkejut karena hanya ada satu biji padi di dalamnya.

Jaka Tarub menanyakan perihal itu ke isterinya, seketika itu pula Dewi Nawang Wulan kehilangan kesaktian.

Karena telah sepenuhnya menjadi manusia biasa, Dewi Nawang Wulan pun harus bersusah payah untuk membuat kebutuhan sehari-hari, harus bersusah-susah menumbuk padi, dan mengambil padi dilumbung. Semakin lama, padi dilumbung semakin berkurang.

Sampai suatu hari, ketika Dewi Nawang Wulan ingin mengambil padi, dia menemukan selendangnya terselip diantara butir-butir padi.

Dewi Nawang Wulan merasa sedih sekaligus gembira, dia senang karena mengetahui dia akan segera berkumpul bersama teman-temannya, dia sedih karena harus berpisah dengan keluarganya, tapi tak ada pilihan lain, dia harus meninggalkan Jaka Tarub yang sedari tadi ternyata melihat ia telah berubah menjadi bidadari lagi.

Dewi Nawang Wulan hanya berpesan agar suaminya membuat sebuah danau di dekat pondoknya sesaat sebelum kembali ke kahyangan.

Sumber : intipena.com

Kisah di atas merupakan contoh cerita mite yang berasal dari Indonesia.

Hal ajaib yang terjadi di dalam cerita adalah tentang bagaimana gadis-gadis cantik yang disebut bidadari dapat terbang hanya dengan menggunakan selendang serta dapat memasak nasi hanya dengan sebutir padi.

Tidak hanya memiliki cerita keajaiban, cerita di atas juga mengajarkan kita bahwa kebohongan bukan perilaku yang baik dan tidak akan membawa kebaikan.

Pernikahan Jaka Tarub yang diawali kebohongan akhirnya harus berakhir dengan perpisahan dan kesedihan.

Selain kebohongan, Nawang Wulan mengajarkan kita tentang gambaran kesadaran dan sikap memaafkan walau dia telah dibohongi hingga menjadi manusia.

Kita tidak boleh menyimpan dendam dan harus berlapang dada untuk dapat memaafkan kesalahan orang lain.

Bagaimana?

Unik bukan?

Dalam sebuah cerita mite memang mungkin saja ada pohon yang dapat mengabulkan keinginan atau bidadari yang dapat terbang hanya dengan selendang.

Bisakah kamu membayangkan hal-hal tersebut?

Tidak hanya pada anak-anak, alur cerita yang unik dan berisi hal-hal ajaib pada cerita mite juga dapat memancing daya khayal pada orang dewasa sekalipun saat membacanya.

2 Replies to “Pancing Kemampuan Khayalmu Dengan Cerita Mite Berikut!”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *