Pencemaran Suara : Penyebab, Dampak dan Bahayanya Bagi Kesehatan

PENCEMARAN SUARA

Pencemaran Suara – Jika mendengar kata pencemaran, hal yang pertama terlintas adalah lingkungan. Hal ini dikarenakan memasuki era modern pencemaran lingkungan semakin parah. Hal-hal yang sering dibahas terkait dengan pencemaran lingkungan biasanya, pencemaran air, udara, dan tanah. Namun pernahkah menyinggung perihal pencemaran suara?

Pencemaran yang terjadi pada suara bukan berarti suara yang menjadi jelek karena makanan yang tidak sehat, bukan. Pencemaran ini bersifat luas, dan sebenarnya sering terjadi di kehidupan sehari-hari namun kurang mendapat perhatian. Padahal jika dibiarkan, pencemaran ini memiliki efek yang berbahaya.

Salah satu efek yang paling terkenal tentu gangguan pendengaran. Namun baru-baru ini ditemukan fakta bahwa pencemaran ini dapat menyebabkan penyakit jantung. Lalu apa sebenarnya pencemaran suara dan bagaimana cara mengetahui jika lingkungan sekitar sudah terdampak pencemaran ini?


Pencemaran Suara, Apa itu?

Pencemaran Suara Apa Itu

Seperti yang sudah dibahas di awal bahwa pencemaran ini bukan berarti suara yang berubah menjadi jelek karena disebabkan oleh suatu hal. Memang rata-rata penjelasan pencemaran seperti itu, contohnya pencemaran air. Pencemaran tersebut dapat diartikan masuknya suatu zat yang dapat menurunkan kualitas air.

Pencemaran ini berbeda. Jika pencemaran lain berarti masuknya suatu zat, pencemaran ini justru keluarnya suatu hal yang bersifat mengganggu. Dalam hal ini adalah suara. Jadi pencemaran ini berarti, keluarnya suara atau bunyi dari suatu hal yang bersifat sangat keras sehingga dapat mengganggu lingkungan sekitar.

Suara atau bunyi yang dikeluarkan biasanya bersifat sangat bising, dan terkadang tidak dapat ditoleransi. Oleh karenanya, hal ini masuk dalam kategori pencemaran.


Ciri-Ciri Polusi Suara

Ciri Ciri Polusi Suara

Hal lain yang membedakan pencemaran suara atau polisi suara dengan pencemaran lain adalah penilaiannya yang bersifat subjektif. Dalam hal ini sesuatu bisa dikatakan sebagai polusi suara apabila keberadaannya menggangu individu. Jika pencemaran lain dapat dilihat dengan jelas dan dirasakan secara luas, maka tidak dengan polusi suara.

Dikarenakan sifatnya yang subjektif maka tidak ada indikator pasti suatu hal dapat dikatakan sebagai polusi suara. Namun, untuk mengidentifikasi apakah suatu bunyi yang bersifat mengganggu itu bersifat polusi atau bukan, dapat diukur dengan dua cara. Kedua cara tersebut adalah langsung atau sederhana.

Jika menggunakan cara langsung dapat menggunakan alat kecil yang bernama integrating sound level meter. Alat ini berbentuk seperti termometer dan dapat mengukur tingkat kebisingan di lingkungan sekitar. Alat ini bekerja dengan menggunakan sistem LTM5, yang dapat mengukur setiap 5 detik sekali.

Cara kedua yaitu cara sederhana dapat menggunakan alat sound level meter. Sekilas tidak ada yang berbeda dari kedua alat ini, cara kerjanya pun hampir mirip. Namun alat ini lebih mudah dimengerti oleh orang awam. Kedua cara diatas mengukur keras suara dalam satuan dB(A) atau desibel. Sebuah suara dapat diakategorikan bahaya apabila suara tersebut sudah melewati 85 dB(A)


Dampak Buruk Pencemaran Suara

Dampak Buruk Pencemaran Suara

Meskipun terlihat biasa saja namun ternyata polusi suara memiliki dampak yang buruk bagi kesehatan. Apalagi jika hampir setiap hari terpapar polusi ini. Berikut ini adalah beberapa dampak buruk yang disebabkan oleh pencemaran suara bagi kesehatan manusia.

1. Tinnitus

Efek yang paling cepat dirasakan saat telinga mendengar suara bising adalah tinnitus. Gejala telinga berdenging yang jika sudah parah dapat menyebabkan sakit yang mengganggu. Kondisi dimana telinga terus mengeluarkan suara seperti berdengung tentu membuat tidak nyaman.

2. Menurunnya Konsentrasi

Jika seseorang sedang mencoba berkonsentrasi pada suatu hal namun kondisi sekelilingnya sangat bising, apa yang terjadi? Tentu orang tersebut kehilangan konsentrasi. Hal ini jika terjadi terus menerus dapat menurunkan daya konsentrasi seseorang. Bahkan jika terus didiamkan hal ini dapat berlanjut menjadi gangguan panik, atau frustasi.

3. Masalah Pendengaran

Telinga manusia memiliki bagian yang disebut gendang telinga. Bagian inilah yang menghantarkan sensor suara ke otak, hingga nanti direpresentasikan. Gendang telinga ini memiliki batas maksimum toleransi terhadap sebuah suara. Jika terlalu sering mendengarkan suara yang keras, dikhawatirkan gendang telinga bisa rusak.

Selain merusak gendang telinga, suara yang terlalu keras juga bisa mengakibatkan tulang tengah telinga bergeser. Jika kedua hal ini terjadi maka sensitivitas telinga dapat terganggu. Apabila hal ini dibiarkan dan telinga terus menerus mendengar suara yang sangat keras maka bisa dipastikan pendengaran dapat terganggu.

4. Gangguan Mental

Sudah dibahas sebelumnya apabila terus mendengar suara yang keras dapat menyebabkan gangguan panik, bahkan frustasi. Kedua penyakit tersebut termasuk ke dalam gangguan mental. Meski tidak terdengar serius, gangguan panik atau frustasi dapat membahayakan jika terus menerus dibiarkan.

Selain kedua penyakit mental tersebut, sebuah studi menyatakan bahwa suara yang terlalu keras dapat menyebabkan perilaku agresif. Selain itu juga dapat menyebabkan stres, gangguan tidur, hipertensi, dan kelelahan.

5. Penyakit Jantung

Stres yang terus menerus akibat suara yang terlalu keras dapat mengganggu aliran darah normal. Hal ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan meningkatkan denyut jantung. Akibatnya detak jantung menjadi tidak stabil, dan menyebabkan gangguan pada kesehatan jantung.


Contoh Polusi Suara

Contoh Polusi Suara

Polusi suara sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Mulai dari suara mesin kendaraan, alat pembersih,dan lain-lain. Suara-suara tersebut memilki desibel keras yang tidak bisa ditoleransi oleh gendang telinga, di antaranya:

  • Polusi suara rumah tangga. Polusi atau pencemaran suara tidak hanya terjadi di lingkungan besar seperti jalan raya. Lingkup kecil seperti rumah tangga pun memiliki tingkat polusi suara yang tinggi. Suara-suara mesin seperti, mesin penyedot debu, dan mesin pengering rambut memiliki suara yang lumayan mengganggu.
  • Jalan raya. Sudah bukan rahasia umum lagi jika jalan raya memiliki tingkat kebisingan yang sangat tinggi. Seperti suara knalpot motor yang sudah dimodifikasi, suara riuh klakson, dan suara pengamen yang saling bersahutan. Suara-suara tersebut memiliki desibel keras yang dapat mengganggu pendengaran.
  • Suara-suara yang tidak disengaja. Jenis polutan suara ini tidak bisa diprediksi kapan datangnya, karena bersifat tidak disengaja dan tidak terduga. Contoh suara itu adalah, petir, ledakan bom, letusan pistol, dan suara dengung yang disebabkan oleh kerusakan mesin. Semua suara itu tidak bisa diprediksi kapan datangnya.

Tindakan Pencegahan

Tindakan Pencegahan

Sampai sekarang belum ditemukan langkah pasti bagaimana cara mengurangi polusi suara. Namun sebagai individu, manusia dapat melakukan langkah pengurangan mandiri. Seperti mengecilkan volume TV, tidak menyetel musik terlalu keras, mengurangi penggunaan earphone. Hal ini minimal dapat mengurangi dampak buruk polusi suara.

Menggunakan alat peredam suara di dalam rumah juga dapat mengurangi dampak buruk dari kebisingan suara di luar rumah. Suara-suara seperti mesin pemotong rumput, gergaji, kendaraan, dll dapat diredam. Dengan begitu, kondisi rumah dapat nyaman, dan aman untuk pendengaran.

Saat ini untuk mencegah polusi suara, sangat sulit untuk dilakukan. Sehingga tindakan pencegahan mandiri seperti di atas dapat dilakukan untuk meminimalisir efek buruk polusi suara yang terjadi di luar.

Ternyata selama ini polusi suara di Indonesia sudah sampai di tahap yang membahayakan. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga volume suara agar tidak menjadi polusi, menyebabkan pencemaran ini semakin parah. Walau tidak bisa sepenuhnya menghindari pencemaran yang ada, semoga perlahan-lahan dapat menerapkan kehidupan sehat yang bebas dari pencemaran suara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *